Bayangkan Anda berada di dalam sebuah restoran, Anda sedang melihat buku menu untuk memutuskan mau pesan apa. Di dalam daftar menu tersebut tersedia begitu banyak pilihan makanan dan minuman. Pilihan minuman yang tersedia di antaranya air mineral, teh tawar, es teh manis, milkshake vanilla, minuman bersoda, es cokelat, smoothie buah. Minuman mana yang tampaknya lebih menarik bagi Anda? Atau, bayangkan Anda baru saja selesai berolahraga, kemudian Anda mampir di minimarket terdekat untuk membeli minuman, Anda membuka kulkas dan tersedia banyak sekali pilihan minuman kemasan yang menarik di samping air mineral. Kira-kira minuman mana yang Anda akan pilih?
Faktanya, Indonesia berada di peringkat ke-3 konsumsi minuman berpemanis terbanyak di Asia Tenggara, yaitu sekitar 20,23 liter per orang. Popularitas minuman berpemanis memang sangat tinggi di berbagai kalangan usia, selain karena rasanya yang enak, minuman jenis ini juga mudah didapat dan tersedia hingga di warung-warung kecil dengan harga yang cukup terjangkau. Semakin tinggi popularitasnya, semakin banyak pula minuman jenis ini beredar dan diperjual-belikan.
Sesuai namanya, minuman berpemanis ini mengandung gula yang membuat rasanya manis. Beberapa contoh minuman berpemanis seperti minuman bersoda, minuman berenergi, kopi kemasan yang mengandung gula, susu kemasan dengan berbagai rasa, teh manis, dan masih banyak lagi. Jenis minuman-minuman tersebut dapat dengan mudah kita beli dari minimarket terdekat bahkan warung di sebelah rumah. Lalu, sebenarnya apa sih bahayanya minuman-minuman tersebut?
Kandungan gula sederhana di dalam minuman-minuman berpemanis tersebut dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang cepat. Normalnya, saat kadar gula darah meningkat, kelenjar pankreas di dalam tubuh akan mengeluarkan hormon insulin. Hormon ini lah yang akan menurunkan kadar gula darah dengan memasukkan gula dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh untuk dijadikan sumber energi. Namun apabila jumlah gula yang dikonsumsi terlalu banyak dan dalam jangka waktu panjang, akan terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) berkepanjangan, sampai kemudian insulin tidak mampu lagi menjalankan fungsinya, terjadilah penyakit diabetes melitus, atau yang biasa dikenal dengan kencing manis. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan konsumsi satu porsi minuman berpemanis per hari, terjadi peningkatan risiko kencing manis sebesar 13%. Jadi, masih mau minum minuman manis tiap hari?
Selain kandungan gulanya, minuman berpemanis juga umumnya mengandung kalori di dalamnya. Apa itu kalori? Kalori adalah satuan yang digunakan untuk mengukur energi yang kita dapatkan dari makanan/minuman. Kalori dalam makanan/minuman dibutuhkan oleh tubuh kita untuk menjalankan fungsinya, termasuk dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Lantas, apa sih pentingnya menghitung kalori dari makanan/minuman?
Ya, kalori dari makanan/minuman memang penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita sehari-hari, itu lah mengapa manusia butuh makan. Namun, yang juga tidak kalah penting adalah perlunya keseimbangan antara kalori yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan/minuman dengan kalori yang dibakar di dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Apabila terjadi ketidakseimbangan, misalnya kalori yang masuk melalui makanan/minuman jauh lebih besar daripada pembakarannya di dalam tubuh untuk menghasilkan energi, maka yang terjadi adalah peningkatan berat badan, dalam bentuk penumpukan lemak. Terlebih lagi apabila aktivitas fisik kita cenderung rendah. Apabila “kelebihan” kalori ini terus berlanjut, terjadi kondisi yang disebut dengan obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas selanjutnya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, perlemakan hari, hipertensi, dan lain sebagainya. Lalu, apa kaitannya dengan konsumsi minuman berpemanis?
Sebetulnya, kandungan kalori di dalam minuman berpemanis umumnya tidak sebanyak kalori pada makanan—meskipun ada beberapa minuman berkalori tinggi yang kandungan kalorinya lebih tinggi dari makanan. Namun, dengan tingginya konsumsi minuman berpemanis setiap harinya, atau bahkan mungkin dikonsumsi sebagai minuman yang menyertai waktu makan, maka tentu konsumsi minuman ini memberikan sumbangan besar terhadap asupan kalori harian. Di samping itu, karena dianggap hanya sebagai “minuman” dan tidak memberikan efek mengenyangkan karena berbentuk cairan, ditambah rasanya yang enak, membuat minuman ini cenderung dikonsumsi dalam jumlah banyak. Untuk mendapatkan gambarannya, yuk coba kita lihat perbandingan kandungan kalori minuman berpemanis dengan berbagai makanan!
Nah, setelah melihat perbandingan kalori di atas, Anda bisa membayangkan mengonsumsi begitu banyak kalori dari minuman tanpa efek mengenyangkan sebab berbentuk cair dan Anda menganggap itu hanya minuman yang melengkapi makan pagi, siang, dan malam Anda. Bukankah fungsi minuman seharusnya cukup untuk melepas dahaga dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya? Oleh sebab itu, yuk lebih bijak dalam memilih minuman!