(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Cuci Tangan Dapat Mencegah Diare: Langkah Kecil Berdampak Global

Apa Itu Diare?

Tahukah Anda bahwa diare adalah penyebab kematian ketiga terbesar pada anak di bawah lima tahun? 

Diare merupakan kondisi yang didefinisikan sebagai buang air besar (BAB) lebih dari atau sama dengan tiga kali sehari dengan konsistensi cair. Diare biasanya disebabkan infeksi usus oleh bakteri, virus, atau parasit. Diare masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian anak di dunia. Setiap tahunnya sekitar 500 ribu anak di bawah lima tahun meninggal akibat diare, terutama di negara berkembang (WHO, 2023). Di Indonesia sendiri, prevalensi diare pada tahun 2023 diperkirakan mencapai lebih dari 11,7 juta penduduk. Tingginya angka tersebut menunjukkan perlunya perhatian serius untuk mengendalikan diare sebagai masalah kesehatan anak.

Sebagian besar kasus diare dapat dicegah melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan praktik mencuci tangan pakai sabun. Mencuci tangan dengan sabun pada lima waktu kritis yang dapat dilakukan di antaranya: (1) sebelum makan, (2) sebelum menyiapkan makanan, (3) setelah buang air besar, (4) setelah membersihkan anak yang buang air, dan (5) serta setelah kontak dengan hewan atau lingkungan yang kotor. Langkah tersebut  terbukti mampu menurunkan risiko diare hingga 40% (WHO, 2023). 

Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu intervensi paling efektif untuk mencegah penularan penyakit menular berbasis lingkungan, termasuk diare. Selain mengurangi angka kejadian diare, kebiasaan ini juga membantu mencegah penyakit infeksi lain, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan cacingan. Meskipun terlihat sederhana, jika diterapkan secara konsisten di rumah, sekolah, maupun fasilitas kesehatan, risiko penularan diare dapat diputus, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan orang lain.

Dengan menerapkan kebiasaan sederhana ini secara konsisten, risiko penularan diare dapat ditekan secara signifikan.

Mengapa Tangan Menjadi Sumber Penularan?

Penyebab utama diare adalah infeksi usus akibat bakteri, virus, atau parasit yang ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi, serta kebersihan yang buruk. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain: mencuci tangan dengan sabun pada waktu-waktu penting, menggunakan air minum yang aman, menjaga sanitasi yang layak, memberikan ASI eksklusif, serta melakukan imunisasi rotavirus.

Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk Mencegah Diare

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu upaya paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyakit diare, terutama pada anak-anak. Kebiasaan ini terbukti dapat menurunkan risiko penularan diare hingga 20–40% dan berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Manfaat utama CTPS meliputi:

  1. Mencegah Penularan Kuman Penyebab Diare
    Tangan sering menjadi media perpindahan kuman dari lingkungan ke tubuh. CTPS mampu menghilangkan bakteri, virus, dan parasit yang menjadi penyebab utama diare.
  2. Efektif pada Lima Waktu Penting
    WHO dan UNICEF menekankan bahwa mencuci tangan dengan sabun sangat penting dilakukan pada lima waktu kritis: sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah membersihkan anak, dan setelah menyentuh hewan atau lingkungan kotor.
  3. Melindungi Kelompok Rentan
    Anak-anak balita dan ibu menyusui adalah kelompok yang paling rentan terkena diare. Dengan membiasakan CTPS, risiko kesakitan dan kematian akibat diare dapat ditekan.
  4. Memberikan Efek Proteksi Populasi
    Praktik CTPS tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga menurunkan penyebaran penyakit dalam komunitas, terutama di wilayah padat penduduk dengan sanitasi yang terbatas.

Tindakan Pencegahan Tambahan

Meskipun pengobatan dapat membantu menangani penyakit, pencegahan tetap menjadi langkah paling efektif untuk menurunkan risiko diare. Beberapa strategi utama yang dapat dilakukan antara lain:

  • Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS): Membiasakan mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah membersihkan anak, dan setelah menyentuh hewan atau lingkungan kotor, untuk memutus rantai penularan kuman penyebab diare.
  • Konsumsi Air Bersih: Memastikan air yang digunakan untuk minum dan memasak sudah dimasak hingga mendidih atau melalui proses penyaringan yang aman.
  • Sanitasi yang Baik: Menggunakan jamban sehat dan menjaga kebersihan lingkungan agar tidak terjadi kontaminasi air dan makanan.
  • Pengelolaan Makanan yang Aman: Menyimpan makanan dengan baik, memasak hingga matang sempurna, serta menghindari konsumsi makanan yang sudah basi atau terkontaminasi.
  • Imunisasi dan Suplemen Gizi: Memberikan vaksinasi rotavirus pada anak serta memastikan asupan gizi yang baik, termasuk ASI eksklusif pada bayi, untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Kesimpulan

Diare masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia, termasuk di Indonesia, dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi terutama pada anak balita. Sebagian besar kasus diare sebenarnya dapat dicegah melalui perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Praktik CTPS terbukti mampu menurunkan risiko diare hingga 40% serta memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit infeksi lain. Selain CTPS, pencegahan juga perlu didukung dengan akses air bersih, sanitasi yang layak, pengelolaan makanan yang aman, pemberian ASI eksklusif, imunisasi rotavirus, dan pemenuhan gizi seimbang. Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana ini secara konsisten di rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, risiko penularan diare dapat ditekan secara signifikan sehingga kesehatan masyarakat dapat meningkat secara berkelanjutan.

 

📍 Alamat: Rumah Sakit Universitas Indonesia
Jl. Prof. DR. Bahder Djohan, Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat
📧 Email: rsui@ui.ac.id
📞 Telepon: (021) 50829292
📱 WhatsApp:  0811 9113913

Referensi:

  1. Atuoye, K.N., Adu, C., Appiah, D.O., Arku, G., Luginaah, I. & Mkandawire, P. (2024) ‘Adoption of COVID-19 handwashing protocols and diarrhoea reduction in Ghana’, PLoS One, 19(7), p. e0309202. doi:10.1371/journal.pone.0309202.
  2. Ercumen, A., Pickering, A.J., Kwong, L.H., Arnold, B.F. & Colford, J.M. (2023) ‘Handwashing promotion and its impact on diarrheal disease prevention: evidence from community-based interventions’, Journal of Water, Sanitation and Hygiene for Development, 13(4), pp. 235–246. doi:10.2166/washdev.2023.123.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2023) Profil Kesehatan Indonesia 2023. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Available at: https://www.kemkes.go.id (Accessed: 3 October 2025).
  4. Pickering, A.J., Ercumen, A., Kwong, L.H., Arnold, B.F. & Colford, J.M. (2023) ‘Effects of handwashing promotion on diarrhoea in low- and middle-income countries: a meta-analysis’, The Lancet Global Health, 11(6), pp. e875–e886. doi:10.1016/S2214-109X(23)00123-4.
  5. Taye, T., Alemu, K., Wondimu, A., Abate, E. & Tesfaye, T. (2024) ‘Handwashing practices and associated factors among mothers of under-five children in Ethiopia’, Italian Journal of Pediatrics, 50(13), pp. 1–9. doi:10.1186/s13052-024-01567-9.
  6. World Health Organization (WHO). (2023) Diarrhoeal disease. Geneva: WHO. Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease (Accessed: 3 October 2025).
  7. World Health Organization (WHO). (2023) Handwashing promotion for preventing diarrhoea. eLENA. Geneva: WHO. Available at: https://www.who.int/elena/titles/hand_washing_diarrhoea/en/ (Accessed: 3 October 2025).