Pulihkan Fungsi Saraf Tanpa Operasi: Kenali Terapi TMS di RSUI
Banyak orang yang mengalami gangguan saraf atau depresi harus mengandalkan obat-obatan jangka panjang. Namun, tidak semua pasien merespons terapi dengan baik dan sebagian dapat mengalami efek samping. Kini, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menghadirkan solusi modern yang aman dan non invasif yaitu Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).
Apa Itu Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) ?
Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) adalah prosedur yang menggunakan medan magnet untuk merangsang aktivitas listrik di bagian otak tertentu. Stimulasi ini membantu "membangkitkan kembali" sel saraf otak yang kurang aktif atau tidak berfungsi optimal akibat berbagai kondisi neurologis atau psikiatris. Lokasi stimulasi disesuaikan dengan area otak yang menjadi pusat gangguan, sehingga terapi dapat lebih terarah dan efektif.
Fakta ilmiah: Menurut Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences, TMS telah terbukti meningkatkan perbaikan pada pasien depresi yang tidak membaik dengan obat, dengan tingkat respons sekitar 50–60%. Selain itu, FDA (Food and Drug Administration, AS) telah menyetujui penggunaan TMS sejak 2008 untuk terapi depresi berat.
TMS Bisa Membantu Kondisi Apa Saja?
TMS telah terbukti efektif secara klinis untuk menangani berbagai gangguan berikut:
- Stroke: membantu pemulihan gerak dan fungsi kognitif
- Gangguan Kognitif: seperti sulit konsentrasi, memori menurun
- Gangguan Gerak: seperti tremor, parkinson ringan
- Depresi: terutama yang tidak membaik dengan obat
- Nyeri Kronis: nyeri kepala, nyeri neuropatik
- Gangguan Kecemasan: termasuk PTSD dan fobia sosial
- Kondisi Gangguan Saraf Lainnya: sesuai diagnosis neurologis
Keunggulan TMS di RSUI
- Teknologi Tepat Guna & Presisi Tinggi
Menggunakan peralatan TMS modern yang mampu mengarahkan stimulasi secara akurat ke area target di otak. - Tenaga Profesional Multidisiplin
Ditangani oleh dokter spesialis saraf, rehabilitasi medik, dan psikolog klinis untuk pendekatan yang menyeluruh. - Terbukti secara Ilmiah dan Klinis
Berbagai penelitian dan uji klinis internasional menunjukkan TMS efektif mempercepat pemulihan neurologis dan psikiatris.
Siapa yang Cocok Menjalani TMS?
TMS ideal untuk pasien dengan gangguan fungsi otak yang ingin:
- Menghindari penggunaan obat jangka panjang,
- Tidak ingin menjalani prosedur invasif, atau
- Tidak mendapatkan hasil maksimal dari terapi konvensional.
Keputusan untuk menjalani TMS tetap harus melalui evaluasi dokter spesialis di RSUI.
Ingin Tahu Apakah TMS Cocok untuk Anda?
Jangan tunda untuk memulihkan fungsi otak dan saraf Anda. RSUI siap membantu dengan pendekatan yang aman, ilmiah, dan personal.
Ingin tahu lebih lanjut atau ingin membuat janji konsultasi? Silakan hubungi kami melalui:
📍 Rumah Sakit Universitas Indonesia
Jl. Prof. DR. Bahder Djohan, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat
📧 Email: rsui@ui.ac.id
📞 Telepon: (021) 50829292
📱 WhatsApp RSUI: 0811 9113913
Referensi:
- George, M. S., et al. (2010). Daily left prefrontal transcranial magnetic stimulation therapy for major depressive disorder: A sham-controlled randomized trial. Archives of General Psychiatry, 67(5), 507–516.
- Lefaucheur, J. P., et al. (2020). Evidence-based guidelines on the therapeutic use of repetitive transcranial magnetic stimulation (rTMS). Clinical Neurophysiology, 131(2), 474–528.
- U.S. Food and Drug Administration (FDA). (2008). FDA approves TMS for depression treatment.