Batu saluran kemih (BSK) sangat sering ditemukan di masyarakat Indonesia, penyakit ini merupakan penyakit paling banyak yang ditangani oleh dokter Urologi. Diketahui bahwa laki-laki lebih sering mengalami BSK dibandingkan wanita yaitu 3:1 dengan puncak kejadian terjadi pada usia 40-50 tahun. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Depok tahun 2018, populasi Kota Depok sekitar 2,33 juta jiwa dengan 15.65 % di atas usia 50 tahun atau sekitar 364.000 jiwa, yang berarti ada sekitar 29.120 kasus BSK tiap tahunnya. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai BSK, silahkan membaca artikel kami dengan judul “Dok, Apakah Saya Memiliki Batu Saluran Kemih (BSK)?”.
Saat ini, ada banyak pilihan tata laksana BSK, salah satu terapi terkini adalah operasi menggunakan teknologi laser. Operasi ini bersifat minimal invasif dan tidak memerlukan sayatan pada tubuh Anda. Setelah Anda tidur, instrumen kecil (ureteroskop) dimasukkan ke dalam uretra (saluran kemih bagian bawah) dan kandung kemih Anda untuk mengakses ureter (saluran kemih bagian atas) dan ginjal Anda. Setelah batu terlihat, laser digunakan untuk mengirimkan energi Holmium (laser) untuk memecah batu ginjal Anda. Batu kemudian dapat dikeluarkan menggunakan beberapa cara melalui uretra, baik dengan dengan alat, atau pecahan yang lebih kecil dapat dikeluarkan secara alami saat Anda buang air kecil. Dokter Urologi juga dapat menggunakan laser Holmium bertenaga tinggi dengan emisi frekuensi tinggi yang "menghancurkan" batu menjadi bubuk halus. Batu yang sudah dihancurkan kemudian dapat keluar dalam bentuk partikel halus dalam urin Anda setelah operasi. Pemulihan penuh dapat memakan waktu 1 hingga 2 minggu. Kelelahan dan ketidaknyamanan umum dapat terjadi tetapi akan perlahan menghilang selama pemulihan. Hal tersebut mungkin memerlukan penyesuaian kecil pada rutinitas harian Anda.
Setelah mengeluarkan batu ginjal Anda, dokter akan mengirim untuk dianalisis di laboratorium untuk mengetahui komposisinya. Berdasarkan data ini, dokter akan merekomendasikan cara untuk mencegah batu ginjal di masa depan. Misalnya, dokter mungkin menyarankan untuk membuat perubahan dalam diet Anda atau mengonsumsi suplemen atau obat-obatan.
Setelah beberapa perkembangan teknologi selama 20 tahun terakhir, temuan laser dan instrumen operasi yang lebih kecil memungkinkan dokter untuk melakukan operasi minimal invasif untuk menatalaksana BSK. Dengan demikian, efek samping dari tindakan seperti nyeri, infeksi, dan perdarahan menjadi lebih sedikit. Selain itu, perawatan paska operasi dan waktu kembali beraktivitas menjadi lebih singkat, serta angka bebas batu (stone free) lebih tinggi dibandingkan zaman dahulu.
Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter di RSUI bila Anda mengalami gangguan berkemih, atau sudah terdiagnosa penyakit BSK. Sebelumnya, juga dapat buat janji dengan dokter melalui website atau nomor telepon RSUI, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.
Referensi:
- Kronenberg P, Somani B. Advances in Lasers for the Treatment of Stones-a Systematic Review. Curr Urol Rep. 2018;19(6):45.
- Reeves T, Pietropaolo A, Somani BK. Ureteroscopy and Laser Stone Fragmentation Is Safe and Tends to Improve Renal Function in Patients with Chronic Kidney Disease: Prospective Outcomes with a Minimum Follow-Up of 6 Months. J Endourol. 2020 Apr;34(4):423-428.