(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Kapan Infeksi Saluran Kemih Membutuhkan Pertolongan Medis?

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum untuk infeksi yang terjadi di bagian-bagian saluran kemih. Penyakit ISK merupakan salah satu jenis infeksi yang paling banyak menyebabkan pasien datang ke pelayanan kesehatan primer. Kejadian ISK pada laki-laki dewasa di bawah usia 50 tahun cenderung rendah, sementara perempuan dewasa memiliki risiko 30 kali lebih tinggi daripada laki-laki untuk mengalami ISK. Di Indonesia, tingkat kejadian ISK berkisar antara 5- 15%, dengan jumlah individu yang terkena ISK mencapai 90 hingga 100 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Risiko terkena ISK pada perempuan bervariasi tergantung usia. Hampir sepertiga perempuan akan mengalami setidaknya satu episode ISK saat berusia 24 tahun. Pada perempuan muda dan sebelum menopause, faktor risikonya meliputi aktivitas seksual, penggunaan spermisida, memiliki pasangan seksual baru, memiliki ibu dengan riwayat ISK, dan pernah mengalami ISK saat masih kecil. Di sisi lain, pada perempuan yang lebih tua dan setelah menopause, risiko terkena ISK meningkat jika memiliki riwayat ISK sebelum menopause, mengalami inkontinensia (mengompol), vaginitis atrofi (vagina mengerut) akibat kurangnya estrogen, sistokel (turunnya kandung kemih melalui vagina), peningkatan volume urine setelah buang air kecil, sering menggunakan kateter, atau mengalami penurunan status fungsional pada perempuan lanjut usia dengan komorbiditas.

ISK dapat dialami dengan atau tanpa gejala. Pada ISK tanpa gejala, bakteri dapat ditemukan dalam urin, tetapi tidak menyebabkan keluhan. Sedangkan pada ISK dengan gejala (lihat Gambar), pada umumnya penderita merasakan nyeri saat buang air kecil (disuria), sering buang air kecil (frekuensi), sulit memulai aliran urin (hesitansi), mendadak ingin buang air kecil (urgensi), dan adanya darah dalam urin (hematuria). Meski demikian, seringkali keluhan-keluhan tersebut tidak terlalu mengganggu?, sehingga mereka menunda perawatan atau bahkan tidak mencari perawatan sama sekali. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan, apakah ISK dapat sembuh dengan sendirinya, dan kapan seharusnya pasien mencari pengobatan? Artikel ini akan membahas seputar kapan ISK memerlukan pertolongan medis.

ISK terjadi karena bakteri naik dari sekitar alat kelamin dan anus ke saluran kemih. Wanita lebih rentan dan berisiko tinggi mengalami ISK, karena uretra (muara saluran kemih) berdekatan dengan anus dan vagina dan saluran uretra perempuan lebih pendek dibanding laki-laki. Penyebab utama ISK yang paling umum pada perempuan adalah bakteri Escherichia coli, diikuti oleh bakteri Klebsiella.  Terkadang, bakteri dapat ditemukan dalam urin secara tidak sengaja saat pasien menjalani proses pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut sering terjadi dan berkaitan dengan bakteri yang secara alami ada dalam tubuh kita. Kondisi demikian disebut bakteriuria asimptomatis (Asymptomatic Bacteriuria/ABU) dan prevalensinya mencapai 3,5% populasi umum dan meningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun ABU tidak menyebabkan kerusakan ginjal, namun pemeriksaan dan pengobatan ABU disarankan untuk pasien faktor risiko. 

ISK yang tidak rumit (uncomplicated UTI) pada perempuan hanya dialami oleh  perempuan yang tidak sedang hamil dan tidak memiliki kelainan anatomi atau fungsional yang terkait dengan saluran kemih atau penyakit penyerta. Sekitar 20% perempuan dengan ISK yang tidak rumit akan sembuh dengan sendirinya, terutama jika mampu meningkatkan asupan cairan. Di samping itu, kemungkinan perempuan sehat yang tidak sedang hamil mengalami komplikasi sangat kecil. Berikut adalah kondisi seorang perempuan harus mencari pengobatan untuk ISK, antara lain:

  1. Wanita hamil yang sistem kekebalan tubuhnya melemah, baru saja melakukan transplantasi, atau baru saja menjalani operasi urologi.
  2. Gejala yang lebih berat seperti demam, nyeri di pinggang dan/atau perut bawah, mual, muntah, sensasi terbakar saat buang air kecil, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan mendesak untuk buang air kecil.
  3. Pengobatan medis yang gagal (sudah berobat, namun gejala terasa kembali).
  4. Adanya kelainan yang terdeteksi saat ultrasonografi atau pemeriksaan sel (sitologi) di sistem urunaria, seperti batu ginjal atau tumor kandung kemih.
  5. Infeksi saluran kemih berulang (didefinisikan sebagai setidaknya mengalami tiga ISK per tahun atau dua ISK dalam enam bulan terakhir)

Penderita dengan infeksi saluran kemih yang rumit mungkin memiliki masalah atau kondisi kesehatan lain yang membuat infeksinya lebih berat. Misalnya, terdapat gangguan struktur saluran kemih atau penyakit lain seperti diabetes yang memperparah risiko infeksi saluran kemih.  Seseorang dengan kondisi demikian perlu memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis urologi. Pemeriksaan dan pengawasan kesehatan secara teratur sangat penting untuk memantau perkembangan penyakit dan memastikan pengelolaan yang tepat. Oleh sebab itu, penting bagi pasien untuk melakukan kunjungan kontrol sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter agar mendapatkan perawatan yang sesuai dan meminimalkan risiko komplikasi. Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter Urologi di RSUI bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai infeksi saluran kemih.

Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 7, yang dapat di akses melalui (KLIK)

 

Referensi:

  1. Tan CW, Chlebicki MP. Urinary tract infections in adults. Singapore Med J. 2016;57(9):485-490. doi:10.11622/smedj.2016153
  2. Yashir, M, dan Apriani. Variasi Bakteri Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK). Jurnal Media Kesehatan, Vol. 12. No. 2.  p. 102-109. 2019
  3. Bono MJ, Leslie SW, Reygaert WC. Urinary Tract Infection. [Updated 2022 Nov 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470195/
  4. Belyayeva M, Jeong JM. Acute Pyelonephritis. [Updated 2022 Sep 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519537/
  5. Seputra KP, Tarmono, Noegroho BS, Mochtar CA, Wahyudi I, Renaldo J. Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria. Ikatan Ahli Urologi Indonesia. 2020