(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Kehamilan Berulang pada Pasien Penyakit Jantung: Risiko Tinggi dan Tantangan Klinis

Kehamilan adalah masa yang penuh tantangan bagi tubuh seorang wanita. Ketika seorang wanita dengan penyakit jantung memutuskan untuk hamil kembali setelah kehamilan sebelumnya, risikonya menjadi lebih kompleks, baik peningkatan risiko kardiovaskular maupun peningkatan risiko maternal. Penyakit jantung pada kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi serius bagi ibu dan janin. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, pasien dengan masalah jantung menempati kunjungan ke rumah sakit pada pasien hamil sekitar 6,4 dari 1.000 kehamilan, dengan angka kematian yang signifikan yaitu 5%. Penyakit jantung selama kehamilan dapat mencakup berbagai kondisi, mulai dari penyakit jantung bawaan, kardiomiopati atau gangguan otot jantung dalam memompa darah, hingga hipertensi pulmonal atau tekanan darah tinggi pada arteri pulmonalis (pembuluh darah yang membawa darah ke paru-paru).

Kehamilan berulang pada wanita dengan penyakit jantung menjadi berisiko karena terjadi peningkatan tekanan pada sistem kardiovaskular yang sudah lemah. Selama kehamilan, terjadi penambahan volume darah hingga 45%, peningkatan denyut jantung dan nadi, serta penurunan resistensi pembuluh darah. Perubahan ini dapat memicu dekompensasi jantung, aritmia, atau bahkan gagal jantung terkait kehamilan yang sering disebut sebagai kardiomiopati peripartum. Selain itu, jika kehamilan sebelumnya menimbulkan komplikasi, seperti preeklamsia atau kelahiran prematur, risiko komplikasi serupa atau lebih parah akan meningkat pada kehamilan berikutnya. Di sisi lain, kehamilan pada pasien dengan penyakit jantung memiliki tantangannya sendiri, yaitu terkait dengan keterbatasan obat yang dapat dikonsumsi dan aspek keselamatan janin.

Ada beberapa faktor yang menjadikan kehamilan berulang berisiko pada pasien penyakit jantung, seperti4

  1. Jenis Penyakit Jantung: Berbagai jenis penyakit jantung dapat meningkatkan risiko pada kehamilan berulang, seperti penyakit jantung bawaan, kardiomiopati peripartum, penyakit katup jantung, dan hipertensi pulmonal. Kehamilan pada pasien penyakit jantung bawaan dengan sirkulasi yang sudah diperbaiki mungkin memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan pasien hipertensi pulmonal atau kardiomiopati peripartum.
  2. Interval Waktu Kehamilan: Interval kehamilan yang pendek memberi sedikit waktu bagi tubuh untuk pulih. Interval pendek dapat menyebabkan jantung menghadapi beban yang terlalu cepat sebelum fungsi kardiovaskular sepenuhnya pulih.
  3. Kondisi Jantung Terkini: Terjadi perubahan pada jantung dan pembuluh darah pada saat kehamilan, seperti terjadi peningkatan volume darah, peningkatan denyut jantung, juga peningkatan curah jantung. Fungsi jantung yang stabil, yaitu dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (EF) yang normal dan tanpa gejala dekompensasi, sebelum kehamilan berikutnya adalah kunci untuk mengurangi risiko. Selain itu, perlu juga memperhatikan riwayat komplikasi pada kehamilan sebelumnya untuk mencegah terjadinya komplikasi berulang.
  4. Kepatuhan terhadap Pengobatan: Beberapa obat untuk jantung mungkin harus dihentikan selama kehamilan karena efeknya pada janin sehingga muncul keterbatasan obat yang dapat dikonsumsi oleh ibu. Pergantian obat dan kepatuhan dalam pengobatan menjadi hal yang krusial untuk memastikan kesehatan ibu tetap terjaga selama kehamilan.

Risiko yang begitu nyata membuat kondisi ini tidak dapat diabaikan. Pengelolaan kehamilan pada pasien dengan penyakit jantung, yaitu program kardio-obstetri, memerlukan pendekatan multidisiplin, yaitu dari bidang kardiologi dan obstetrik, demi memastikan kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga selama proses kehamilan hingga melahirkan. Program kardio-obstetri ini dapat memberikan efek yang luar biasa pada kesehatan ibu secara keseluruhan dan dalam mencegah kesakitan ibu yang serius dengan memfasilitasi deteksi dini serta penanganan. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam program kardio-obstetri:

  1. Konseling Prakonsepsi dan Perawatan Kesehatan Jantung: Konseling dan perawatan kesehatan jantung sebelum terjadinya kehamilan penting untuk mengevaluasi risiko dan membantu pasien membuat keputusan yang terinformasi. Konseling pra konsepsi dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Pada beberapa kondisi penyakit jantung yang berat, dokter spesialis obstetri dan ginekologi akan merekomendasikan menunda kehamilan terlebih dahulu.
  2. Monitoring Intensif: Pemeriksaan rutin untuk memantau fungsi jantung dan perkembangan kehamilan. Selain itu, pemantauan selama persalinan dapat dilakukan menggunakan pemantauan Echocardiography oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, elektrokardiogram (EKG), kontrol saturasi oksigen, dan pengukuran tekanan darah non-invasif.
  3. Rencana Persalinan: Penentuan metode persalinan, yaitu normal atau caesar, berdasarkan kondisi jantung ibu. Persalinan caesar direkomendasikan untuk wanita yang telah diberi antikoagulasi lengkap, yaitu terapi yang menggunakan obat antikoagulan untuk mencegah atau mengatasi penggumpalan darah, yang datang untuk bersalin, terutama karena kekhawatiran akan perdarahan janin selama persalinan normal.
  4. Manajemen Pascapersalinan: Perawatan pascapersalinan sangat penting karena risiko komplikasi kardiovaskular tetap tinggi hingga beberapa minggu setelah persalinan, salah satunya  adalah manajemen aktif status volume darah pada periode pascapersalinan.

Kehamilan berulang pada pasien penyakit jantung adalah tantangan kompleks yang dapat dikelola dengan baik melalui pendekatan komprehensif dengan melibatkan peningkatan kewaspadaan dan kesadaran ibu hamil serta keluarga. Informasi dan pengelolaan yang tepat dapat membantu pasien penyakit jantung menjalani kehamilan yang aman dan sehat. Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah beserta dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSUI sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa Anda akan menjalani kehamilan yang sehat dan terlindungi.

 

Referensi:

  1. Egidy Assenza, G., Dimopoulos, K., Budts, W., Donti, A., Economy, K. E., Gargiulo, G. D., Gatzoulis, M., Landzberg, M. J., Valente, A. M., & Roos-Hesselink, J. (2021). Management of acute cardiovascular complications in pregnancy. European Heart Journal, 42(41), 4224–4240. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehab546
  2. Joy, E., & English, K. (2022). Heart disease in pregnancy. Medicine, 50(9), 573–578. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2022.06.003
  3. Putri, R. Y. C. (2023). Gagal Jantung pada Kehamilan. Kementerian Kesehatan RI. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2128/gagal-jantung-pada-kehamilan
  4. Cleveland Clinic. (2022). Heart Disease and Pregnancy. my.clevelandclinic.org/health/diseases/17068-heart-disease--pregnancy
  5. McCoy, J. A., Kim, Y. Y., Nyman, A., & Levine, L. D. (2024). Pregnancy-related cardiac outcomes among patients with congenital heart disease after formalization of a cardio-obstetrics program. American Journal of Obstetrics & Gynecology MFM, 6(4), 101335. https://doi.org/10.1016/j.ajogmf.2024.101335