Perkembangan bicara pada anak dipengaruhi banyak faktor, antara lain perkembangan area oromotor (area mulut) dan sistem pernapasan. Sistem motorik mulut (oromotor) meliputi pipi, lidah, dan gigi geligi. Kemampuan oromotor organ tersebut sangat erat kaitannya dengan fungsi mengunyah, menggigit, menghisap, dan menelan. Sistem pernapasan yang baik diperlukan dalam proses bicara untuk menggetarkan pita suara sehingga dapat mengeluarkan udara yang kemudian di resonansi di rongga hidung dan artikulasi dihasilkan oleh penempatan lidah di antara gigi geligi dan area mulut seperti langit-langit.
Orang tua sering kali tidak menyadari kaitan antara perkembangan gigi dengan kemampuan bicara anak. Gigi memengaruhi cara anak mengartikulasikan atau mengucapkan kata, menghasilkan suara, dan memberikan efek jangka panjang terhadap kemampuan bicara anak. Tanpa gigi, seorang anak akan mengalami kesulitan bicara dan makan. Pertumbuhan gigi anak tidak hanya penting untuk kemampuan makan seperti menggigit, tapi juga penting untuk pertumbuhan rahang. Stabilitas rahang sangat penting untuk menghasilkan katakata seperti huruf vokal yang memerlukan gerakan aktif rahang secara bertahap. Pada usia 6-7 bulan, gigi susu depan anak mulai tumbuh diikuti munculnya vokalisasi seperti pa.pa.pa atau ba, ba, ba. Pertumbuhan gigi susu geraham bawah pertama pada usia 10-12 bulan akan memperkuat stabilitas rahang yang penting tidak hanya untuk artikulasi, namun juga untuk meningkatkan kemampuan mengunyah makanan pada anak. Pertumbuhan gigi susu akan selesai di usia 2,5 – 3 tahun, sedangkan gigi tetap akan tumbuh di usia 6-7 tahun, dimulai dengan gigi geraham tetap pertama dan gigi seri depan bawah. Usia 3–7 tahun merupakan rentang usia penting untuk perkembangan bicara huruf konsonan. Idealnya pada usia 5 tahun, bicara anak sudah dapat 100% dipahami oleh lawan bicara.
Gigi sangat penting untuk menghasilkan bunyi frikatif (misalnya, /s/, /z/, /f/, /v/, /th/, / sh/) dan bunyi affricate (misalnya, /ch/, /j/). Apabila anak kehilangan gigi depan, maka suara yang dihasilkan akan ‘terdengar sedikit berbeda’. Gigi yang hilang akan menyebabkan perbedaan artikulasi suara. Apabila anak sudah mampu menghasilkan bunyi ujaran secara tepat sebelum gigi tanggal, maka ketika gigi sudah tumbuh kembali, ucapannya harus kembali pada ketepatan semula.
Perkembangan pengucapan kejelasan huruf pada anak sesuai dengan usianya. Anak usia 2 tahun huruf p, m, h, n, w, b berkembang jelas terlebih dahulu, pada usia 3 tahun huruf huruf seperti k, g, d, t, ng mulai terdengar jelas. Selanjutnya pada anak usia 4 tahun f, y, r, l, s. huruf huruf gabungan Ch, Sh, Z berkembang belakangan. Kejelasan bicara pada anak didapatkan secara penuh (100%) pada usia 4 tahun.
Bila pada usia 4 tahun anak berbicara dengan artikulasi yang masih sulit kita pahami, maka kondisi demikian merupakan tanda untuk membawa anak ke dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Apabila seorang anak mengalami kesulitan atau gangguan artikulasi (misalnya cadel) sebelum kehilangan giginya, kemungkinan besar hal tersebut akan terus berlanjut setelah gigi dewasanya tumbuh. Hal ini memerlukan evaluasi lebih lanjut ke dokter spesialis rehabilitasi medik untuk penanganannya dan diikuti latihan bersama terapis wicara. Konsultasikan masalah gigi anak Anda pada dokter kami di RSUI untuk penanganan yang cepat dan tepat agar perkembangan bicara anak optimal.
Artikel dipublikasikan juga pada Buletin Bicara Sehat Edisi 9, yang dapat diakses melalui (KLIK)
Referensi:
- Bahr D. nobody ever told me (or my mother) that!. Everything from Bottles and breathing to Healthy speech development. Sensory word. 2010.
- Bommangoudar JS, et al. Pedodontist’s Role in Managing Speech Impairments Due to Structural Imperfections and Oral Habits: A Literature Review. Int J Clin Pediatr Dent. 2020;13:85-90.
- AAPD. Handbook of Pediatric Dentistry, 3rd edition.
- https://www.speechclinic.com.au/importance-of-teeth-speech-development/
- Driver L, Ayyangar R, Tubbergen MV. Languange development and disorder of communication and oral motor function. In Molnar GE. Pediatric Rehabilitation 5th ed. Baltimore, MA Lippincott, Williams & Walkins 2015: 59-60.