Inkontinensia urin/mengompol adalah keluarnya urin tanpa disadari atau tidak disengaja sehingga dapat menimbulkan masalah sosial dan/atau kesehatan. Prevalensi inkontinensia meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki (2:1). Populasi usia >65 tahun mengalami peningkatan kejadian inkontinensia urin mulai 13% pada tahun 2010 dan diperkirakan dapat mencapai 20,2% pada tahun 2050. Tahun 2006 dilakukan survei di Poliklinik Geriatri RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dan didapatkan hasil: nokturia (buang air kecil pada malam hari) sebanyak 87,7%, overactive bladder (OAB) sekitar 22,4%, serta inkontinensia urin sekitar 18,4%.
Faktor risiko terjadinya inkontinensia urin yaitu usia, riwayat kehamilan, obesitas, hormon, diabetes melitus, histerektomi, infeksi saluran kemih, fungsi fisik yang terganggu, gangguan kognitif, depresi, menopause, aktivitas fisik, merokok, batuk kronik, penyakit paru kronik, diet, riwayat keluarga, genetik, dan penyakit jantung koroner.
Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi risiko kesulitan mengontrol buang air kecil (BAK):
- Jaga/turunkan berat badan: lemak perut yang berlebih dapat melemahkan otot-otot dasar panggul dan menyebabkan kesulitan mengontrol BAK saat terjadi tekanan (seperti bocor ketika batuk, tertawa, bersin, dll.)
- Tidak merokok: keberadaan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan peningkatan desakan berkemih yang tidak terkontrol. Batuk kronik akibat merokok juga melemahkan otot dasar panggul.
- Tetap aktif bergerak: dengan 30 menit berjalan setiap harinya
- Kurangi konsumsi kafein (teh, kopi), alkohol, minuman berkarbonasi, pemanis buatan, makanan pedas dan asam dapat mengiritasi kandung kemih
- Jangan mengejan ketika buang air besar (BAB): karena dapat melemahkan otot-otot dasar panggul. Jika mengalami kesulitan BAB, silakan konsultasikan ke dokter. Cegah sembelit dengan konsumsi makanan tinggi serat dan minum air yang cukup.
- Ubah kebiasaan BAK: Menahan BAK terlalu lama dapat melemahkan otot kandung kemih dan lebih mungkin mengalami infeksi saluran kemih. BAK dengan rileks dan berikan waktu yang cukup hingga kandung kemih kosong sepenuhnya.
- Melakukan latihan otot dasar panggul (Kegel Exercise): dapat membuat otot dasar panggul lebih kuat untuk menahan urin tidak bocor ketika batuk, tertawa, bersin, dan mengangkat beban.
Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter Urologi di RSUI bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut megenai kesulitan mengontrol buang air kecil. Sebelumnya, juga dapat buat janji dengan dokter melalui website atau nomor telepon RSUI, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.
Referensi:
- Harvard Health Publishing. 5 ways to Dodge Incontinence [Internet]. 5 ways to dodge incontinence. Harvard Health Publishing; 2020 [cited 2023 Jul 2]. Available from: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/5-ways-to-dodge-incontinence
- Department of Health & Human Services. Incontinence - prevention tips. Department of Health & Human Services; 2021 [cited 2023 Jul 2]. Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/incontinence-prevention-tips
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Prevention of bladder control problems (urinary incontinence) & bladder health. U.S. Department of Health and Human Services; 2021 [cited 2023 Jul 2]. Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/bladder-control-problems/prevention
- Rahardjo HE, editor. Panduan tata laksana inkontinensia urin pada dewasa. 2nd ed. Jakarta, Indonesia: Perkumpulan Inkontinensia Indonesia; 2018.