(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Bersepeda dan Disfungsi Ereksi, Apakah Berkaitan?

Saat ini olahraga bersepeda semakin banyak diminati oleh masyarakat. Bersepeda memiliki banyak kelebihan dibanding olahraga lain. Bersepeda termasuk dalam jenis olahraga yang low impact sehingga tidak menyebabkan tekanan berlebih pada sendi atau jaringan otot sehingga tidak berisiko tinggi untuk cedera bagi pemula atau lansia. Bersepeda juga mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan keahlian khusus, serta intensitas dan durasinya bisa disesuaikan dengan kemampuan tiap orang. Bersepeda juga bisa dilakukan bersama-sama dengan teman-teman, keluarga, maupun komunitas sehingga dapat pula dijadikan sebagai ajang menjalin keakraban. Jika dilihat dari segi kesehatan, banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan rutin bersepeda, diantaranya dapat meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas, meningkatkan kesehatan jantung dan kapasitas paru, memperbaiki postur dan mobilitas sendi, meningkatkan kemampuan koordinasi, mengurangi rasa cemas dan depresi, serta membantu untuk menurunkan kadar lemak tubuh.

Saat ini banyak beredar informasi yang mengatakan bahwa bersepeda dapat membuat pria mandul dan mengalami disfungsi ereksi. Apakah ini benar? Perlu diketahui bahwa organ seksual dan reproduksi pria pada dasarnya ada beberapa bagian yaitu penis, prostat, saluran kencing (uretra), skrotum, testis, saluran vas deferens, dan kandung kemih. Saat bersepeda, bagian saddle dari sepeda memberikan tekanan pada area perineum, yaitu area yang berada diantara bagian bawah skrotum dan anus. Tekanan pada area perineum ini juga dapat diperberat dengan getaran saat bersepeda. Hal ini membuat arteri dan saraf pudendus terhimpit sehingga menyebabkan  penurunan oksigen sementara, alhasil terjadilah mati rasa/kebas di area perineum selama beberapa saat dan ini sering dihubungkan dengan risiko impotensi yang meningkat sebesar 1,4 kali. Berdasarkan penelitian dari Leibovitch dan Mor tahun 2005 yang meneliti hubungan bersepeda dengan gangguan urogenital, didapatkan hasil 50-91% pesepeda mengalami rasa baal dan 13-24% nya mengalami disfungsi ereksi. Namun, apakah masalah disfungsi ereksi ini benar-benar secara langsung disebabkan oleh bersepeda?

Berdasarkan penelitian dari Awad et.al tahun 2018 yang membandingkan kejadian disfungsi ereksi pada pesepeda dan non-pesepeda dengan jumlah responden sebesar 3,932 orang, menunjukkan hasil bahwa kejadian fungsi ereksi tidak berbeda bermakna antara pada pesepeda non-pesepeda (pelari dan perenang). Terdapat pula penelitian lain yang mendukung hal ini, yaitu penelitian dari Hollingworth tahun 2014 yang dilakukan pada 5.282 pesepeda pria di Inggris. Peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bersepeda dengan disfungsi ereksi maupun infertilitas pria, prediktor terkuat terjadinya disfungsi ereksi justru pada hipertensi (meningkat 1,94 kali), merokok (meningkat 2,34 kali), dan usia yang lebih dari 60 tahun (meningkat 8,7 kali). Selain itu, penelitian dari MMAS Study (Massachusetts Male Aging Study) tahun 2018 menunjukkan bahwa risiko disfungsi ereksi tertinggi terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup sedenter, seperti duduk selama ≥9 jam per hari.

Walaupun pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa bersepeda tidak berhubungan dengan disfungsi ereksi, namun ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko disfungsi ereksi dan kebas saat bersepeda.

1. Menyesuaikan sepeda dengan tubuh (bike fitting)

Bike- fitting yang sesuai dapat mengurangi risiko cedera area perineum (disarankan dengan trained bicycle fit specialist). Pilih sepeda dengan ukuran yang sesuai dengan tubuh. Kemudian atur tinggi saddle sepeda supaya pada bagian tungkai bawah sedikit menekuk. Posisi handlebar yang baik adalah yang lebih rendah dari saddle. Terkait posisi badan saat sepeda, lebih dianjurkan agar posisi tubuh sedikit lebih upright (lebih tegak) untuk mengurangi tekanan di area perineum. Namun pada pesepeda yang sudah profesional, posisi aero diperbolehkan karena seringkali menghasilkan pressure yang lebih rendah. Pesepeda profesional cenderung “floating” pada posisi aero karena memiliki otot kaki yang lebih kuat. Untuk pesepeda jarak panjang, road bike lebih dianjurkan dibanding mountain bike.

2. Memilih saddle yang lebar dan short-nose

Saddle short-nose paling banyak diteliti memiliki tekanan terendah pada perineum saat bersepeda. Distribusi berat badan lebih merata dan penurunan aliran darah hanya sebesar 20% dibanding saddle biasa – 80%.

3. Menggunakan padding (pada sepeda atau padded short)

Padded short merupakan celana pendek dengan bantalannya untuk lapisan perlindungan ekstra sehingga dapat mencegah terjadinya baal.

4. Beristirahat secara berkala untuk mengurangi risiko baal

Lakukan istirahat secara periodik (30 detik tiap 10 menit dengan cara naik di atas pedal). Berdiri sebanyak >20% durasi saat bersepeda mengurangi risiko baal. Bersepedalah dengan durasi dan intensitas yang sesuai, beri jeda bila sudah mulai kesemutan/baal pada area perineum. Penelitian saat ini masih kontradiktif untuk durasi jam yang dianjurkan, namun ada penelitian yang menyebutkan bahwa bersepeda dengan durasi lebih dari 3 jam per minggu memiliki risiko disfungsi ereksi lebih ringan dibanding bersepeda kurang dari 3 jam per minggu. Meski demikian, bersepeda lebih dari 3 jam per minggu lebih baik dibanding tidak bersepeda atau berolahraga sama sekali.

Bersepeda sangat baik untuk kesehatan secara umum, dapat mencegah risiko kematian akibat masalah kardiovaskular (yang juga merupakan risiko disfungsi ereksi derajat berat). Potensi disfungsi ereksi akibat bersepeda dapat diminimalisir atau dicegah, selain itu sebagian besar rasa baal akibat bersepeda hanya bersifat sementara. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk bersepeda. Bersepeda aman dilakukan dengan keuntungan yang lebih banyak untuk kesehatan. Faktor risiko kardiovaskular lebih erat kaitannya dengan disfungsi ereksi dibanding bersepeda.

Jika Sahabat RSUI mengalami gejala disfungsi ereksi, maka sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter dan lakukan pemeriksaan lengkap untuk memastikan ada tidaknya masalah kardiovaskular yang belum terdiagnosis sebelumnya. Penatalaksanaan disfungsi ereksi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah atau memperbaiki kondisi jantung pembuluh darah, begitu pula sebaliknya (skrining disfungsi ereksi untuk penderita penyakit kardiovaskular). Saat ini tersedia banyak pilihan terapi disfungsi ereksi yang dapat disesuaikan dengan kondisi tiap pasien.

 

Referensi:

  1. Allen MS, Walter EE. Health-Related Lifestyle Factors and Sexual Dysfunction: A Meta-Analysis of Population-Based Research. J Sex Med. 2018 Apr;15(4):458-475.
  2. Awad MA, Gaither TW, Murphy GP, Chumnarnsongkhroh T, Metzler I, Sanford T, Sutcliffe S, Eisenberg ML, Carroll PR, Osterberg EC, Breyer BN. Cycling, and Male Sexual and Urinary Function: Results from a Large, Multinational, Cross-Sectional Study. J Urol. 2018 Mar;199(3):798-804. doi: 10.1016/j.juro.2017.10.017. Epub 2017 Oct 13. PMID: 29031767.
  3. Balasubramanian A, Yu J, Breyer BN, Minkow R, Eisenberg ML. The Association Between Pelvic Discomfort and Erectile Dysfunction in Adult Male Bicyclists. J Sex Med. 2020 May;17(5):919-929
  4. Baradaran N et al. BJU Int. 2019 Aug;124(2):336-341. | Litwinowicz K, et al. Sports Med. 2021 Feb;51(2):275-287.
  5. Dettori JR, Koepsell TD, Cummings P, Corman JM. Erectile dysfunction after a long-distance cycling event: associations with bicycle characteristics. J Urol. 2004
  6. Gan ZS, Ehlers ME, Lin FC, Wright ST, Figler BD, Coward RM. Systematic Review and Meta-Analysis of Cycling and Erectile Dysfunction. Sex Med Rev. 2021 Apr;9(2):304-311.
  7. Hollingworth M. An observational study of erectile dysfunction, infertility, and prostate cancer in regular cyclists: cycling for health UK study. J Mens Health 2014;11:75.
  8. Jeong SJ, Park K, Moon JD, Ryu SB. Bicycle saddle shape affects penile blood flow. Int J Impot Res. 2002 Dec;14(6):513-7.
  9. Leibovitch I, Mor Y. The vicious cycling: bicycling related urogenital disorders. Eur Urol. 2005 Mar;47(3):277-86; discussion 286-7.
  10. Marceau L, Kleinman K, Goldstein I, McKinlay J. Does bicycling contribute to the risk of erectile dysfunction? Results from the Massachusetts Male Aging Study (MMAS). Int J Impot Res. 2001 Oct;13(5):298-302.
  11. Oja P, et lal. Health benefits of cycling: a systematic review. Scand J Med Sci Sports. 2011 Aug;21(4):496-509.
  12. Parthiban S, Hotaling JM, Kathrins M, Baftiri AP, Freels S, Niederberger CS. A novel method to determine perineal artery occlusion among male bicyclists. PeerJ. 2015 Dec 21;3:e1477. doi: 10.7717/peerj.1477. PMID: 26713236; PMCID: PMC4690354.
  13. Sommer F, Goldstein I, Korda JB. Bicycle riding and erectile dysfunction: a review. J Sex Med. 2010 Jul;7(7):2346-58.