(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Kanker Prostat

Definisi Kanker Prostat

Kanker prostat adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali di dalam kelenjar prostat. Tingkat kejadian globalnya adalah 30.7 per 100.000 pria, dengan tingkat kematian sebesar 7.7 per 100.000 pria. Pertumbuhan kanker prostat melibatkan beberapa faktor. Kelenjar prostat memiliki ukuran sekitar 3 sentimeter, berat sekitar 20 gram, dan berfungsi menghasilkan sekitar sepertiga cairan semen. Kanker prostat dimulai dari mutasi sel-sel kelenjar prostat normal, biasanya pada sel basal di bagian perifer. Pemeriksaan rektal digital/digital rectal examination (DRE) umum digunakan untuk deteksi kanker prostat di zona perifer. Memahami karakteristik dan faktor risiko kanker prostat penting untuk pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan penyakit.

Penyebab Kanker Prostat

Kanker prostat dimulai dari mutasi pada sel-sel kelenjar prostat akibat inflamasi kronis pada sel basal di zona perifer. Sel-sel kanker tumbuh tidak terkendali membentuk nodul. Tumor yang membesar dapat tetap di dalam jaringan prostat atau menyebar ke luar jaringan. Metastasis umumnya terjadi pada tulang dan kelenjar getah bening. Metastasis ke tulang diduga terjadi melalui peredaran darah melalui pleksus vena prostat yang terhubung dengan vena vertebralis.

Tanda dan Gejala

Kanker prostat pada tahap awal biasanya tidak menunjukkan gejala, tetapi terkadang dapat menyebabkan gejala mirip dengan pembesaran prostat jinak (PPJ) / benign prostate hyperplasia (BPH), termasuk sering buang air kecil, nokturia, kesulitan memulai dan mempertahankan aliran urin yang stabil, hematuria, dan disuria. Selain itu, kanker prostat juga dapat berhubungan dengan masalah fungsi seksual seperti kesulitan ereksi atau ejakulasi yang menyakitkan dan berdarah. Temuan fisik yang paling umum adalah benjolan keras atau kaku pada pemeriksaan rektal digital. Kanker prostat yang telah menyebar dapat menyebabkan kompresi sumsum tulang belakang, nyeri tulang parah terutama pada belakang (vertebra), panggul, pinggul, atau tulang rusuk, serta penyebaran ke tulang femur bagian proksimal.

Faktor Risiko

Individu pria yang memiliki risiko terkena kanker prostat termasuk mereka yang berusia di atas 50 tahun, atau yang berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga baik dari pihak ayah maupun ibu, atau mereka dengan keturunan ras Afrika. Pria dengan keturunan ras Afrika memiliki potensi yang lebih tinggi untuk mengalami kemajuan dan peningkatan tingkat penyakit setelah menjalani prostatektomi, yakni sebanyak 49% dibandingkan dengan 26% pada ras Kaukasoid.

 

Diagnosis

Diagnosis kanker prostat melibatkan PRD dan pengukuran kadar PSA total, yang membantu dalam mengevaluasi kemungkinan adanya kanker prostat. Pencitraan medis seperti ultrasonografi transrektal (TRUS) dan resonansi magnetik (MRI) prostat memberikan gambaran detail tentang prostat dan membimbing dalam pengambilan sampel untuk biopsi. Tingkat PSA yang tinggi dapat menunjukkan adanya kemungkinan kanker prostat, dan biopsi mungkin diperlukan untuk penegakan diagnosis yang lebih akurat. TRUS dan MRI membantu mengidentifikasi benjolan mencurigakan dan menentukan stadium serta risiko metastasis kanker prostat. Pemeriksaan ini digunakan secara kombinasi untuk memastikan diagnosis yang tepat dan merencanakan pengelolaan yang sesuai. Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) merekomendasikan sistem klasifikasi TNM UICC atau AJCC digunakan untuk menentukan stadium kanker prostat, sementara sistem klasifikasi ISUP tahun 2014 digunakan untuk menentukan derajat kanker prostat.

 

Terapi

Ada beberapa pilihan terapi untuk kanker prostat, tergantung pada stadium dan keganasan kanker. Pilihan terapi meliputi pemantauan aktif, operasi prostatektomi radikal, terapi radiasi (sinar eksternal atau brakiterapi), terapi hormon, kemoterapi, dan imunoterapi. Pemilihan terapi tergantung pada faktor seperti stadium kanker, kondisi kesehatan pasien, dan preferensi pribadi.

Pencegahan

Pemeriksaan PSA masih kontroversial karena khawatir terhadap pengobatan dan diagnosis berlebihan. Pengujian PSA direkomendasikan setelah diskusi manfaat dan risiko bersama dengan pasien. Modalitas skrining sebelum biopsi, seperti tes risiko stratifikasi dan pencitraan MRI prostat dapat digunakan namun masih kontroversial. Keputusan ini tergantung pada ketersediaan dan biaya pengujian serta preferensi klinisi. IAUI merekomendasikan pemeriksaan PSA harus diberikan edukasi sebelum dilakukan. Dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi seperti usia, riwayat keluarga, atau mutasi genetik. Pertimbangan harapan hidup juga penting. 

Jika Sahabat RSUI, mengalami gejala-gejala maka segera hubungi dokter untuk memeriksakan diri dan mendapatkan solusi terbaik! Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.

Referensi:

  1. Safriadi F, Umbas R, Danarto, Hakim L. Panduan Penanganan Kanker Prostat. Ikatan Ahli Urologi Indonesia. 2022
  2. Leslie SW, Soon-Sutton TL, R I A, et al. Prostate Cancer. [Updated 2023 May 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470550/
  3. Litwin MS, Tan H. The Diagnosis and Treatment of Prostate Cancer: A Review. JAMA. 2017;317(24):2532–2542. doi:10.1001/jama.2017.7248
  4. In: McAninch JW, Lue TF. eds. Smith & Tanagho's General Urology, 19e. McGraw Hill; 2020.