Wasir, ambeien, atau hemoroid merupakan gangguan anorektal dengan gejala berupa perdarahan dan/atau penonjolan pada anus. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Kemenkes tahun 2018, prevalensi wasir di Indonesia adalah sekitar 6,1%, namun hanya 1,2% saja yang terdiagnosa. Kejadiannya wasir cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang, yang mana usia puncaknya adalah umur 45-65 tahun.
Definisi
Wasir atau ambeien dalam bahasa medis adalah hemoroid. Hemoroid merupakan adanya pembengkakan vena (berasal dari pleksus hemoroidalis) pada rectum. Wasir merupakan salah satu diagnosis tersering ketika seseorang datang dengan keluhan pada anus. Berdasarkan data, wasir biasa terjadi pada usia lebih 50 tahun dan juga ibu hamil, data lain menyebutkan setidaknya 3 dari 4 dewasa akan terkena wasir pada semasa hidupnya .
Berdasarkan lokasi anatominya, wasir diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Interna: yaitu pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis superior, di atas linea dentata dan tertutup oleh mukosa. Terdapat empat derajat wasir interna, yaitu:
- Derajat 1, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi.
- Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali ke dalam secara spontan
- Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara spontan, sehingga harus didorong secara manual.
- Derajat IV, prolaps tidak dapat didorong, terjepit di luar anus dan dapat mengalami iritasi, peradangan, dan juga ulserasi.
2. Eksterna: yaitu terjadinya varises pada pleksus hemoroidalis inferior di bawah linea dentatta dan tertutup oleh kulit. Wasir eksterna ini dapat bersifat akut ataupun kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus yang sangat nyeri dan gatal, karena ujung-ujung saraf pada kulit sensitif pada nyeri. Sedangkan bentuk kronik dapat berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh darah.
Penyebab
Penyebab hemoroid masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga dihubungkan dengan tingginya tekanan pada aliran darah di dalam atau di sekitar anus. Tekanan ini menyebabkan pembuluh darah mengalami peradangan. Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terkena wasir atau hemoroid:
- Konstipasi atau sembelit yang berkepanjangan (kronis) akibat kurang asupan makanan berserat
- Kebiasaan mengejan terlalu keras saat buang air besar
- Sering mengangkat beban berat
- Kebiasaan duduk dalam waktu yang lama
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Riwayat wasir dalam keluarga
- Kehamilan
Diagnosis
Dokter dapat mendiagnosa seorang pasien menderita wasir berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang pada pasien, antara lain:
- Pemeriksaan colok dubur atau digital rectal examination (DRE) bertujuan untuk memeriksa apakah ada kelainan di dalam rektum dan dubur.
- Endoskopi. Endoskopi bertujuan untuk melihat dengan jelas saluran usus besar, rektum, dan anus. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan selang kecil berkamera. Prosedur ini dipilih apabila dicurigai penyakit lain penyebab BAB darah, seperti kanker kolon dan rektum, colitis, inflammatory bowel diseases, dll.
- Biopsi. Saat melakukan endoskopi, dokter juga dapat melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi), untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
Tata Laksana
Penatalaksanaan wasir pada umumnya meliputi modifikasi gaya hidup, perbaikan pola makan dan minum, dan perbaikan cara defekasi. Diet seperti minum 30-40 cc/kgbb/hari dan makanan tinggi serat 20-30 gr/hari. Perbaikan pola defekasi atau buang air besar dapat dilakukan dengan posisi jongkok saat defekasi. Penanganan lain dapat dilakukan dengan melakukan warm sits baths dengan merendam area rektal pada air hangat selama 10-15 menit 2-3 kali sehari.
Penatalaksanaan farmakologi untuk wasir antara lain:
- Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat laksatif untuk memperbesar volume tinja dan meningkatkan gerakan peristaltic usus.
- Obat simtomatik untuk mengurangi keluhan rasa gatal ataupun nyeri. Dapat berbentuk suppositotia ataupun ointment (salep)
- Obat untuk menghentikan perdarahan
Penatalaksanaan invasive dilakukan apabila dengan konservatif mengalami kegagalan, antara lain:
-
- Rubeer band ligation, yaitu menempatkan karet pengikat di sekitar jaringan wasir interna sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan tersebut sehingga jaringan wasir tersebut akan nekrosis dan terjadi degenerasi
- Penatalaksanaan bedah dengan hemoroidektomi atau HAL-RAR (hemorrhoidal artery ligation – rectoanal repair)
Pencegahan
Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah wasir atau hemoroid:
-
- Konsumsi makanan yang kaya akan serat. Perbanyaklah konsumsi makanan yang tinggi serat, seperti buah dan sayuran, kacang kacangan, serta biji-bijian. Mengonsumsi jenis-jenis makanan ini berguna untuk melembutkan dan membuat volume tinja menjadi padat sehingga mudah dikeluarkan.
- Banyak minum cairan. Minumlah 6–8 gelas air putih setiap hari untuk mempertahankan tinja agar tetap lunak.
- Jangan mengejan berlebihan saat mencoba mengeluarkan kotoran, karena akan memberikan tekanan besar bagi pembuluh darah di rektum dan anus sehingga menjadi wasir.
- Jangan menunda buang air. Menunda BAB terlalu lama hingga keinginan BAB menghilang dapat mengakibatkan tinja mengering dan sulit dikeluarkan.
- Berolahraga. Berolahraga secara rutin dapat mencegah konstipasi dan obesitas, yang merupakan faktor risiko timbulnya wasir. Olahraga juga dapat membantu untuk menurunkan berat badan berlebih yang dapat mengakibatkan wasir.
- Hindari duduk terlalu lama. Duduk terlalu lama, termasuk kebiasaan membaca atau bermain ponsel saat buang air, dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di anu s.
Referensi:
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney. 2022. Hemorrhoids, diakses pada November 2022 https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/hemorrhoids
- Kementrian Kesehatan RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
- Perry KR. 2022. Hemorrhoids, diakses November 2022 https://emedicine.medscape.com/article/775407-overview