Definisi
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, yang dialami anak. Seorang anak dikatakan mengalami stunting jika panjang atau tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin kurang dari -2 SD berdasarkan kurva pertumbuhan World Health Organization (WHO). Stunting dapat menghambat anak mencapai potensi fisik dan kognitifnya. Berdasarkan data UNICEF tahun 2022, sebanyak 22,3 persen atau sekitar satu dari lima anak di bawah usia 5 tahun di dunia mengalami stunting. Sementara berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6%.
Penyebab
Stunting selalu diawali dengan kenaikan berat badan yang tidak adekuat (weight faltering). Weight faltering yang tidak ditatalaksana secara optimal akan memperlambat laju pertumbuhan linier karena tubuh berusaha untuk mempertahankan status gizi. Perlambatan pertumbuhan linier ini akan berlanjut menjadi stunting (malnutrisi kronik). Faktor-faktor potensial penyebab weight faltering pada bayi dan balita yaitu adanya asupan kalori yang tidak adekuat, gangguan absorpsi atau meningkatnya metabolisme tubuh akibat penyakit tertentu.
WHO telah merangkum empat faktor langsung yang mempengaruhi terjadinya stunting dalam sebuah kerangka konseptual, faktor-faktor tersebut diantaranya:
1. Faktor Rumah Tangga dan Keluarga
A. Faktor maternal
- Asupan gizi ibu yang tidak adekuat selama masa pra-konsepsi, hamil, dan menyusui
- Tinggi badan ibu yang pendek
- Ibu mengalami penyakit infeksi saat hamil
- Kehamilan saat usia masih remaja
- Gangguan kesehatan mental
- Pertumbuhan janin terhambat dan kelahiran prematur
- Jarak kelahiran yang pendek
- Hipertensi
B. Lingkungan rumah
- Stimulasi dan aktivitas anak kurang memadai
- Praktik perawatan anak yang buruk
- Sanitasi dan ketersediaan air bersih yang tidak memadai
- Akses pemenuhan kebutuhan pangan yang terbatas
- Pemilihan bahan makanan dalam rumah tangga yang kurang berkualitas
- Tingkat pendidikan ibu/pengasuh yang rendah
2. Faktor Pemberian Makanan Pendamping ASI yang Tidak Memadai
A. Rendahnya kualitas makanan
- Rendahnya kualitas nutrisi MPASI, baik dari segi zat gizi makro maupun mikro
- Rendahnya keanekaragaman pangan dan minim sumber protein hewani
B. Praktik pengasuhan yang tidak memadai
- Frekuensi pemberian makanan kepada anak jarang
- Pemberian makanan tidak memadai terutama saat anak sakit dan setelah sakit
- Tingkat konsistensi MPASI anak tidak sesuai dengan usia (misalnya terlalu encer)
- Jumlah porsi makanan yang diberikan kurang dari kebutuhan
- Pengasuh kurang aktif dalam memberikan makanan
C. Keamanan Pangan dan Air
- Makanan dan air terkontaminasi
- Rendahnya praktik kebersihan pengasuh
- Proses persiapan dan penyimpanan makanan yang tidak aman
3. Faktor Menyusui yang Tidak Memadai
- Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang tertunda
- Tidak ASI eksklusif selama 6 bulan awal kelahiran
- Penghentian dini menyusui
4. Faktor Infeksi Klinis dan Subklinis
- Infeksi enterik: penyakit diare, gangguan usus, kecacingan
- Infeksi pernapasan
- Malaria
- Berkurangnya nafsu makan akibat infeksi
- Peradangan
Gejala dan Tanda
- Anak memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya
- Proporsi tubuh yang cenderung nomal namun anak terlihat lebih kecil dari usianya
- Berat badan yang rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang anak yang tertunda
Diagnosis
Stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengukuran antropometrik. Perlu dicari adanya faktor-faktor risiko dan red flags pada stunting. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain dilakukan sesuai indikasi menurut hasil pemeriksaan awal tersebut. Perlu untuk membedakan antara pendek yang merupakan varian normal dengan kondisi patologis. Pendek yang bersifat patologis dikategorikan menjadi proporsional akibat faktor pranatal atau pascanatal, dan disproporsional akibat kelainan genetik. Selain itu, bila ditemukan pendek dengan status gizi baik atau gizi lebih diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis stunting, dan dilakukan evaluasi terhadap potensi tinggi genetik berdasarkan tinggi badan kedua orang tua, riwayat pranatal dan pascanatal, perlambatan pertumbuhan (weight faltering) dan malnutrisi sebelumnya.
Tata Laksana
Tata laksana stunting dilakukan oleh dokter spesialis anak di FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan) yang meliputi tiga aspek yaitu tata laksana nutrisi dengan pemberian makan yang benar dan energi cukup (protein energy ratio, PER 10-15%), jadwal tidur teratur dengan waktu tidur malam mulai pukul 21.00 untuk mencapai tidur dalam (deep sleep) pada pukul 23.00-03.00 serta melakukan olahraga/aktivitas fisik teratur paling tidak 30-60 menit, minimal 3-5 hari dalam seminggu.
Dokter spesialis anak akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan klasifikasi pendek yaitu variasi normal atau patologis, dan proporsional atau disproporsional. Pendek yang bukan disebabkan stunting dirujuk ke dokter anak subspesialis sesuai dengan kecurigaan medis untuk dilakukan evaluasi penyebabnya. Jika termasuk stunting, maka akan dilakukan penelusuran dan eksplorasi faktor-faktor yang mendasari dengan mencari red flags. Jika ditemukan red flags atau penyebab potensial yang mendasari stunting, dilakukan penatalaksanaan menurut PNPK atau panduan praktik klinis yang telah ditetapkan dalam rekomendasi terpisah.
Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan setiap dua minggu meliputi penilaian akseptabilitas atau kemampuan mengonsumsi makanan sesuai anjuran (preskripsi diet), toleransi (evaluasi adanya reaksi simpang terhadap makanan yang diberikan, seperti mual/muntah, konstipasi, diare dan reaksi alergi), dan efektivitas pemberian terapi nutrisi (dinilai dengan memantau kenaikan berat badan dan panjang badan). Anak dapat dirujuk balik ke FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) jika PB/U atau TB/U ≥ -2 SD menurut umur dan jenis kelamin, berdasarkan kurva pertumbuhan WHO. Selama belum teratasi anak masih dalam pengawasan dokter spesialis anak di rumah sakit.
Pencegahan
Untuk menciptakan generasi penerus yang sehat dan bebas dari stunting, berikut ini merupakan Tips ABCDE yang dapat digunakan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak, diantaranya adalah:
- Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD)
- Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali
- Konsumsi TTD bagi ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan)
- Bumil (ibu hamil) teratur periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali
- Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG
- Cukupi konsumsi protein hewani
- Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan
- Datang ke Posyandu setiap bulan
- Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan
- Eksklusif ASI 6 bulan
- ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih
Jika sahabat RSUI mengalami atau melihat ada tanda dan gejala stunting atau gangguan pertumbuhan serta perkembangan pada anak dapat segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak. Dengan deteksi dini dan pemberian tata laksana secara tepat dapat mengatasi kondisi gangguan agar tidak menjadi lebih parah.
Referensi:
- Cegah stunting Dengan ABCDE (2023) Selamat Datang di Website Ayo Sehat - Kementerian Kesehatan RI. Available at: https://ayosehat.kemkes.go.id/cegah-stunting-dengan-abcde (Accessed: 06 November 2023).
- Childhood stunting: Context, causes and consequences. Available at: https://cdn.who.int/media/docs/default-source/nutritionlibrary/events/2013_childhoodstunting_colloquium_14oct_conceptualframework_bw.pdf?sfvrsn=7a0f8766_5 (Accessed: 06 November 2023).
- Kementerian Kesehatan (2023) Prevalensi stunting di Indonesia turun ke 21,6% dari 24,4%, Sehat Negeriku. Available at: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/ (Accessed: 06 November 2023).
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting
- Malnutrition in children (2023) UNICEF DATA. Available at: https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition/ (Accessed: 06 November 2023).
- Stunting in a Nutshell (no date) World Health Organization. Available at: https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell (Accessed: 06 November 2023).
- The identification of modeling causes of stunting children aged 2–5 ... Available at: https://oamjms.eu/index.php/mjms/article/download/4659/5262/ (Accessed: 06 November 2023).
- Yani, D.I. et al. (2023) Family household characteristics and stunting: An update scoping review, MDPI. Available at: https://www.mdpi.com/2072-6643/15/1/233 (Accessed: 06 November 2023).
- Wartakementerian Kesehatan Republik Indonesia kesmas - kemkes.go.id. (2018). Available at: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf (Accessed: 06 November 2023).