(021) 50829292 (IGD) (021) 50829282 Pencarian

Penyakit Ginjal Kronik

Penyakit ginjal kronis (PGK)/gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai adanya kelainan pada struktur ginjal atau penurunan fungsi yang bertahan selama lebih dari 3 bulan. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan perlahan biasanya berlangsung beberapa tahun. Pada kondisi ini, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh.

Epidemiologi

Menurut Global Burden of Disease tahun 2010, PGK merupakan penyebab kematian peringkat ke-18 di dunia dan menjadi beban ekonomi global yang besar dimana biaya pengobatan mencapai USD 1,31 triliun. Di Indonesia, kejadian PGK terus meningkat, dimana pada tahun 2013, 2 orang per 1000 penduduk memiliki PGK, namun jumlahnya meningkat di tahun 2018 menjadi 3,8 orang per 1000 penduduk. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2021, rata- rata biaya pengobatan per kasus PGK mencapai lebih dari satu juta rupiah.

Faktor Risiko

Diabetes, hipertensi, dan glomerulonefritis adalah tiga penyebab utama PGK. Faktor risiko ini sering tidak disadari oleh pasien sehingga sebagian datang ke dokter telah memiliki PGK. Faktor risiko PGK juga dapat disebabkan oleh:

  • Paparan obat-obat yang bersifat nefrotoksik.
  • Riwayat nefrolitiasi/batu ginjal atau batu saluran kemih berulang.
  • Riwayat infeksi saluran kemih berulang.
  • Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal.

Manifestasi Klinis

Penyakit ginjal kronis pada umumnya tidak bergejala hingga menyebabkan komplikasi atau masuk stadium akhir.  Gejalanya bervariasi seperti urin berbusa, penurunan jumlah urin, pucat atau anemia, kelelahan, penurunan nafsu makan, mual, muntah, penurunan berat badan yang tidak disengaja, pruritus atau gatal, penurunan kesadaran, dispnea atau sesak nafas, atau bengkak pada tangan, tungkai, atau kelopak mata. Gangguan ginjal dapat diidentifikasi melalui penapisan rutin dengan fungsi ginjal yaitu pemeriksaan ureum dan kreatinin serta analisis pada urin.

Diagnosis

Diagnosis PGK ditegakkan dengan adanya kelainan pada struktur ginjal atau penurunan fungsi bertahan selama lebih dari 3 bulan. Kelainannya mencakup 1 atau lebih hal berikut:

  1. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 mL/menit/1,73 m2.
  2. Albuminuria (yaitu, albumin urin 30 mg per 24 jam atau rasio albumin-kreatinin urin 30 mg/g).
  3. Kelainan pada sedimen urin, histologi, atau pencitraan yang menunjukkan kerusakan ginjal.

Setelah diagnosis PGK ditegakkan, langkah selanjutnya adalah menentukan stadium/derajat kerusakan ginjal berdasarakan laju filtrasi glomerulus dan albuminuria. Derajat Penyakit ginjal kronis berdasarkan LFG diklasifikasikan sebagai:

Stadium Penyakit Ginjal Kronik

Stadium PGK

Nilai LFG

Stadium 1

> 90 mL/menit/1,73 m2

Stadium 2

60 - 89 mL/menit/1,73 m2

Stadium 3

30 - 59 mL/menit/1,73 m2

Stadium 4

15 - 29 mL/menit/1,73 m2

Stadium 5

< 15 mL/menit/1,73 m2

Pencegahan

Sayangilah ginjal dengan hidup dengan hidup sehat menerapkan langkah CERDIK, yaitu:

  • Cek kesehatan secara rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin aktivitas fisik
  • Diet sehat kalori seimbang, salah satu dengan minum air putih minimal 8-10 gelas setiap hari
  • Istirahat cukup
  • Kelola stres

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dilakukan dua tahapan, yaitu:

        1. Terapi Konservatif

Tujuan dilakukan terapi konservatif adalah mencegah memburuknya fungsi ginjal secara progresif, meringankan keluhan akibat akumulasi toksin dari penumpukan ureum darah, memperbaiki metabolisme secara optimal, dan memelihara keseimbangan cairan-elektrolit. Salah satu pendekatan terapi konservatif adalah dengan pengaturan diet pada pasien gagal ginjal kronik. Pengaturan diet dilakukan dengan adalah sebagai berikut:

  • Pembatasan asupan protein

Diet rendah protein bertujuan untuk mencegah atau mengurangi efek toksin akibat penumpukan ureum darah, memperlambat progresivitas keparahan kerusakan ginjal.

  • Pembatasan asupan kalium

Kalium sebagian besar dibuang melalui ginjal sehingga bila terjadi PGK dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium di tubuh yang berisiko dan membahayakan. Kelebihan kalium sangat berbahaya karena dapat menggangu ritme jantung yang dapat memicu kejadian henti jantung yang merupakan penyebab kematian mendadak. Diet rendah kalium adalah dengan tidak mengkonsumsi obat-obatan atau makanan yang mengandung kalium tinggi. Makanan yang mengandung kalium tinggi seperti sup, pisang, jus buah.

  • Kebutuhan jumlah kalori

Kebutuhan jumlah kalori untuk gagal ginjal kronik harus terpenuhi secara adekuat. Tujuan utamanya untuk mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara status nutrisi, dan memelihari status gizi.

  • Asupan cairan

Asupan cairan juga penting pada pasien gagal ginjal kronik, dimana bila berlebihan dapat menyebabkan kelebihan beban sirkulasi, pembengkakan, dan keracunan cairan. Sebaliknya, bila kekurangan cairan dapat menyebabakan dehidrasi, hipotensi, dan memburuknya fungsi ginjal.

  1. Terapi Pengganti Ginjal

Kidney Disease Outcume Quality Initiative (KDOQI) merekomendasikan untuk mempertimbangkan memulai terapi pengganti ginjal pada pasien dengan perkiraan LFG kurang dari 15 ml/menit/1,73m2 (Penyakit Ginjal Kronik Tahap 5). Terapi pengganti ginjal dapat berupa:

  • Hemodialisis

Hemodialisis adalah suatu prosedur tindakan medis dengan bantuan mesin mengeluarkan produk sisa metabolisme untuk melewati membran semipermiabel yang disebut dialiser. Sisa-sisa metabolisme atau racun dalam tubuh manusia dapat berupa air, natrium, kalium, ureum, kreatinin, asam urat, hidrogen, dan zat- zat lain. Untuk pasien gagal ginjal kronik tahap 5 yang telah disarankan untuk menjalani hemodialisis rutin, umumnya hemodialisis dilakukan dua-tiga kali seminggu selama 4-5 jam per sesi.

  • Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

CAPD merupakan suaru prosedur dimana rongga peritoneium atau rongga perut yang berperan sebagai membran semipermiabel untuk menyaring sisa-sisa metabolisme. Pada CAPD proses dialisis terjadi secara berkesinambungan selama 24 jam. Kelebihan CAPD dimana dapat dilakukan di rumah, fleksibel karena pasien dapat melakukan kegiatan sehari- hari dengan leluasa, diet lebih longgar, tekanan darah terkontrol. Kekurangan CAPD: resiko infeksi lebih tinggi, berat badan berlebih, kelebihan gula darah (hiperglikemia), kelebihan kadar lemak darah (hiperlipidemia), perubahan bentuk tubuh.

  • Transpalantasi Ginjal

Transplantasi ginjal merupakan pengobatan definitif atau pasti pasien PGK tahap 5. Donor atau pemberi ginjal trasplant memberikan satu ginjal (tidak dua-duanya) kepada resipien atau pasien PGK. Manusia dapat hidup dengan satu ginjal dengan gaya hidup sehat. Donor ginjal tidak boleh sembarangan. Donor harus memiliki kecocokan dan dalam kondisi sehat. Keterbatasan donor ginjal dan mahalnya pembiayaan untuk transplantasi ginjal menjadi kendala dalam transplantasi ginjal.

Apabila Anda atau keluarga Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, silahkan lakukan konsultasi dengan Dokter Konsultan Ginjal Hipertensi RSUI.

 

Referensi:

  1. National Kidney Foundation. Clinical practice guidelines for chronic kidney disease: evaluation, classification, and stratification. National Kidney Foundation. Inc; 2002.
  2. National Kidney and Urologic Disease Information Clearinghouse (NKUDIC). Hemodialysis treatment metode for kidney failure [internet]. Institutes of health (NIH) [disitasi tanggal 20 april 2022]. Tersedia dari: http://www.kidney.niddk.nih.gov.
  3. Sukandar, E. Gagal Ginjal Kronik dan terminal. Dalam: Nefrologi klinik. Edisi 3. Bandung: Penerbit Pusat Inforamsi Ilmiah Bag Ilmu Penyakit Dalam FK.UNPAD; 2006. hlm. 465- 524.
  4. Setiawan Y, Faradila RT. Mengenal cuci darah (hemodialisa)[internet]. 2012. [disitasi tanggal 20 April 2022]; Tersedia dari: http://www.lkc.or.id/2012/06/mengenalcuci-darah
  5. Lydia, Aida. Peran Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis dalam Pemerataan Layanan Pengganti Ginjal di Indonesia. 2020. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol.7, No.3 September 2020 hlm 186-193
  6. PERNEFRI. 2013. Konsensus Transplantasi Ginjal