Pengertian
Secara anatomi, wanita memiliki dua ovarium atau indung telur. Ovarium memproduksi sel telur dan hormon yang berperan dalam kesehatan reproduksi wanita. Kanker ovarium merupakan kondisi dimana terdapat pertumbuhan sel abnormal pada ovarium. Kanker ovarium merupakan salah satu kanker penyebab kematian tertinggi pada wanita. Kanker ovarium adalah kanker ke-8 yang paling sering terjadi pada wanita dan kanker paling umum ke-18 secara keseluruhan. Ada lebih dari 313.000 kasus baru kanker ovarium pada tahun 2020.
Penyebab dan Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya kanker ovarium, antara lain
- Sering mengonsumsi makanan yang tinggi lemak
- Merokok
- Mengonsumsi minuman beralkohol
- Pasien atau keluarga memiliki riwayat kanker payudara, kolon, dan endometrium
- Infertilitas
- Ada riwayat abortus spontan atau keguguran pada kehamilan yang kurang dari 20 minggu
- Menstruasi dini
- Menopause di usia tua
- Menjalani terapi penggantian hormon lebih dari 5 tahun setelah menopause
Kanker bukan merupakan penyakit menular. Tidak ada penyebab khusus yang berkaitan dengan kejadian kanker ovarium, namun pasien dengan riwayat kanker ovarium pada keluarga, khususnya garis keturunan langsung, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium hingga 3 sampai 4 kali lipat.
Gejala
Gejala pada kanker ovarium tidak khas. Terlebih lagi gejala umumnya muncul pada kanker tahap lanjut. Beberapa pasien dapat mengeluhkan:
- Perut terasa begah
- Nyeri pada perut atau pada bagian pinggang
- Rasa lemas disertai penurunan berat badan yang drastis
Pada kanker ovarium tahap lanjut, gejala umumnya muncul karena sel kanker sudah meluas pada organ-organ lainnya, sehingga gejala yang muncul dapat berupa:
- Pembesaran abdomen akibat akumulasi cairan atau asites di dalam perut
- Gangguan pada sistem pencernaan seperti diare, konstipasi, mual, atau muntah
- Gangguan pernapasan seperti napas terengah-engah. Hal ini dapat terjadi akibat penekanan sel kanker pada organ pernapasan seperti diafragma, atau perluasan sel kanker pada sekitar paru yang menyebabkan adanya cairan di selaput tipis yang melapisi paru
- Pasien juga dapat mengeluhkan adanya benjolan di area pinggang atau sekitar perut, serta nyeri saat berhubungan seksual
Pada dasarnya, gejala pada kanker dapat bermacam-macam bergantung pada sudah tahap mana terjadi perluasan pada organ lainnya.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan awal untuk deteksi kanker ovarium meliputi ultrasonography atau USG. Pemeriksaan lainnya untuk menentukan stadium kanker ovarium yaitu dengan CT scan pada dada dan abdomen, MRI, atau PET scan. Stadium pada kanker ovarium terdiri atas stadium 1, stadium 2, stadium 3, dan stadium 4 sesuai dengan derajat keparahan kanker.
Perlu diperhatikan bahwa pemeriksaan-pemeriksaan untuk kanker ovarium dilakukan atas indikasi dokter. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu dilakukan apabila ada keluhan-keluhan yang mengarah pada kanker ovarium adalah dengan konsultasi kepada dokter terdekat.
Pengobatan
Pengobatan kanker ovarium bergantung pada derajat keparahan penyakitnya. Berbagai jenis terapi yang telah dilakukan untuk kanker ovarium meliputi:
- Operasi pengangkatan sel-sel kanker atau debulking surgery
- Kemoterapi
- Terapi imun
- Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala pasien
Pengobatan kanker bersifat patient-oriented, bergantung pada bagaimana respons setiap pasien terhadap terapi. Tingkat kesembuhan pasien kanker ovarium bergantung pada tingkat keparahannya. Meskipun tingkat kematian kanker ovarium tinggi, kanker stadium 1 memiliki tingkat kesintasan atau harapan hidup pasien yang cukup tinggi, yaitu mencapai angka 70% hingga 92%. Angka ini sangat berbeda jauh dengan kanker ovarium stadium 4 dengan tingkat kesintasan kurang dari 6%. Oleh sebab itu, perlu dilakukan deteksi dini dalam memerangi kanker ovarium.
Pencegahan
Pencegahan kanker ovarium dapat dilakukan dengan mengurangi faktor risiko, diantaranya:
- Hentikan penggunaan rokok. Orang yang merokok memiliki risiko kanker ovarium lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak merokok
- Tingkatkan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari selama 5 hari setiap minggunya. Kurangnya aktivitas fisik terutama disertai obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker
- Konsumsi makanan bergizi seimbang
- Lakukan deteksi dini secara berkala dengan mengonsultasikan keluhan-keluhan Anda kepada dokter
Kanker ovarium merupakan salah satu kanker pada wanita dengan tingkat kematian yang tinggi. Terlebih lagi perlu digarisbawahi bahwa tingkat kematian yang tinggi akibat kanker ovarium terjadi karena penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Maka dari itu, mari kita lebih waspada dengan gejala-gejalanya. Makin cepat terdeteksi, makin besar harapan untuk sembuh.
Apabila Anda atau keluarga Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Referensi:
- Arora T, Mullangi S, Lekkala MR. Ovarian Cancer. [Updated 2022 Aug 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567760/
- Matulonis UA, Sood AK, Fallowfield L, Howitt BE, Sehouli J, Karlan BY. Ovarian cancer. Nat Rev Dis Primers. 2016 Aug 25;2:16061.
- Momenimovahed Z, Tiznobaik A, Taheri S, Salehiniya H. Ovarian cancer in the world: epidemiology and risk factors. Int J Womens Health. 2019 Apr 30;11:287-299.
- Budiana ING, Angelina M, Pemayun TGA. Ovarian cancer: Pathogenesis and current recommendations for prophylactic surgery. J Turk Ger Gynecol Assoc. 2019 Feb 26;20(1):47-54.
- Temkin SM, Bergstrom J, Samimi G, Minasian L. Ovarian Cancer Prevention in High-risk Women. Clin Obstet Gynecol. 2017 Dec;60(4):738-757