Sebagai salah satu Rumah Sakit dengan pelayanan multidisiplin, tim bedah saraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menawarkan pelayanan bedah saraf yang terbaik dan paripurna, yang spesialistik pada setiap manajemen komprehensif penyakit pada sistem saraf pusat (otak dan medulla spinails), tulang belakang, dan saraf tepi.
Sebagai wujud orientasi utama kami pada keselamatan dan kesembuhan pasien di bidang bedah saraf, tim kami berupaya memberikan layanan komprehensif, hasil kolaborasi antara dokter spesialis bedah saraf, neurologi, anestesi, radiologi, penyakit dalam, dan kedokteran fisik dan rehabilitasi, dan bidang spesialistik mumpuni lainnya, serta didukung tim perawat terampil dan berdedikasi untuk memberikan perawatan terbaik.
Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, penggunaan intraoperative monitoring selama prosedur pembedahan atau tindakan minimal invasif menghasilkan tindakan yang lebih aman terhadap cedera saraf. Tim bedah saraf RSUI juga menyediakan opsi bedah secara terbuka maupun minimal invasif seperti:
- Endoskopi
- Endovaskuler
- Bedah termal/radiofrekuensi
Layanan bedah saraf yang dapat dilakukan di RSUI, bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo, meliputi pembedahan dan tindakan minimal invasif terhadap kasus:
- Hidrosefalus
- Hidrosefalus kongenital (endoskopi dan ventriculoperitoneal shunt)
- Hidrosefalus tekanan normal (Normopressure hydrocephalus)
- Malfungsi ventriculoperitoneal (VP) shunt
- Tumor otak
- Bedah endoskopi tumor pituitari
- Bedah tumor dasar tengkorak (skull base)
- Kista araknoid
- Vestibular schwannoma
- Tumor sudut serebelopontin
- Saraf terjepit (nerve entrapment)
- Carpal tunnel syndrome
- Guyon’s cannal syndrome
- Cubital tunnel syndrome
- Penyakit serebrovaskuler
- Stroke akut
- Aneurisma serebri / otak
- Malformasi arteriovenosa otak (Arteriovenous malformation, AVM)
- Fistula arteriovenosa dural (Dural arteriovenous fistula)
- Embolisasi tumor otak
- Penyakit Moyamoya
- Rekonstruksi tulang kalvaria atau tengkorak
- Tulang belakang
- Herniasi nukleus pulposus lumbal dan servikal
- Tumor spinal primer dan metastasis
- Tuberkulosis spinal
- Trauma tulang belakang
- Bedah saraf pediatrik (anak)
- Hidrosefalus
- Spina bifida dan tethered cord
- Spastisitas
- Malformasi Chiari (Chiari malformation) dan syringomyelia
- Kraniosinostosis
- Tumor otak anak
- Tumor medula spinalis anak
- Deformitas kraniofasial
- Arteriovenous malformation
- Fungsional
- Bedah epilepsi
- Bedah untuk gangguan gerak (Parkinson, tremor esensial, distonia)
- Manajemen nyeri: nyeri punggung, nyeri leher, nyeri kronis, dan nyeri kanker
- Spasme hemifasial dan neuralgia trigeminal
- Restorasi saraf tepi
- Facial reanimation surgery
- Neurotrauma dan Perawatan Intensif
- Trauma kepala
- Trauma tulang belakang
- Trauma saraf tepi (pleksus brakialis dan saraf perifer)
- Gamma knife radiosurgery (bekerja sama dengan Gamma Knife Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo)
- Tumor otak metastasis
- Tumor otak jinak (vestibular schwannoma, meningioma, pituitary adenoma)
- Arteriovenous malformation (AVM)
- Trigeminal neuralgia
- Essential tremor
Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kondisi medis yang terjadi ketika cairan serebrospinal yang normalnya mengalir di sekitar otak dan sumsum tulang belakang tidak dapat mengalir dengan baik, sehingga menumpuk dan menyebabkan tekanan pada otak. Ketika cairan tidak dapat mengalir dengan baik, tekanan di dalam otak akan meningkat dan dapat merusak jaringan otak.
Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir, namun juga dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Gejala hidrosefalus meliputi sakit kepala, mual, muntah, kejang, gangguan penglihatan, leher kaku, dan keterlambatan perkembangan pada bayi. Pada bayi, kondisi ini juga dapat menyebabkan kepala membesar, serta mata dan ubun-ubun kepala yang menonjol.
Pada usia lanjut, hidrosefalus dapat bergejala berupa sakit kepala, gangguan keseimbangan, inkontinensia urin (tidak dapat menahan buang air kecil), dan gangguan kognitif seperti kebingungan dan gangguan mengingat atau memori. Kondisi tersebut dikenal dengan normopressure hydrocephalus (NPH).
Pengobatan yang tersedia untuk hidrosefalus meliputi operasi untuk mengalirkan cairan serebrospinal ke bagian tubuh lain yang dapat menyerapnya, seperti daerah perut. Saat ini dapat dilakukan tindakan pembedahan endoskopi untuk penanganan kasus hidrosefalus. Dengan endoskopi dapat mengurangi penggunaan alat implant, dan lama prosedur dan perawatan lebih singkat.
Di RSUI kami menawarkan layanan bedah saraf yang mencakup diagnosis, evaluasi, dan perawatan hidrosefalus. Tim medis kami terdiri dari ahli bedah saraf yang berpengalaman dan menggunakan teknologi terbaru untuk memastikan operasi berjalan dengan baik dan perawatan pasca operasi yang optimal.
Tumor Otak
Tim bedah saraf RSUI telah berpengalaman merawat berbagai jenis tumor otak pada dewasa beserta komplikasi neurologisnya. Seperti diketahui, tumor otak sangatlah bervariasi bergantung dari tipe, ukuran, lokasi, ataupun efek yang ditimbulkan pada jaringan otak sekitarnya. Dalam memberikan setiap tindakan, kami berusaha semaksimal mungkin mengatasi tumor, baik dengan pendekatan bedah ataupun non bedah, sekaligus meminimalisir setiap efek samping dan kerusakan yang dihasilkan pada area sekitar tumor. Tim multidisiplin kami yang terdiri dari berbagai jenis spesialis-subspesialis akan memberikan perawatan terintegrasi dan personal sesuai kebutuhan masing-masing pasien, seperti pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi dari ketiganya.
Untuk memastikan pemberian layanan terbaik kepada pasien, metode diagnostik RSUI juga ditunjang teknologi pencitraan termuktahir seperti magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT)
Pada beberapa kasus, kami akan menawarkan pendekatan bedah minimal invasif yang dapat dilakukan menggunakan endoskopi via hidung dengan keuntungan sebagai berikut:
Keuntungan dari pendekatan invasif minimal meliputi:
- Tidak terlihat bekas luka
- Lebih sedikit kehilangan darah
- Waktu rawat inap yang lebih singkat
- Pemulihan lebih cepat
- Mengurangi rasa tidak nyaman pasca operasi
- Penurunan komplikasi
Berikut adalah beberapa jenis tumor otak yang kami tangani di RSUI:
Bedah Tumor Pituitari per Endoskopi
Tumor pituitari adalah pertumbuhan sel abnormal di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar kecil di dasar otak yang mengatur fungsi hormon. Tumor pituitari dapat menyebabkan masalah hormonal, penurunan fungsi tajam dan lapang penglihatan, serta gangguan otak lainnya jika tidak diobati dengan tepat.
Bedah saraf dengan endoskopi merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengobati tumor pituitari. Prosedur bedah ini dilakukan dengan memasukkan endoskop (teropong) kecil ke dalam hidung untuk mencapai kelenjar pituitari tanpa memerlukan insisi pada kepala. Endoskop tersebut dilengkapi dengan instrumen bedah kecil yang digunakan untuk mengangkat atau mengurangi ukuran tumor pituitari dengan akurat.
Prosedur bedah ini umumnya lebih aman dan memiliki risiko yang lebih rendah daripada metode bedah terbuka, karena meminimalkan kerusakan pada jaringan sekitar, risiko infeksi yang lebih rendah, dan waktu pemulihan yang lebih cepat. Meskipun demikian, tim bedah saraf perlu mengevaluasi lebih lanjut apakah tumor pituitari yang dimiliki pasien terindikasi dan dapat dilakukan prosedur endoskopi.
Bedah tumor dasar tengkorak (skull base)
Bedah tumor dasar tengkorak adalah prosedur bedah saraf yang dilakukan untuk mengangkat tumor yang tumbuh pada dasar tengkorak. Tumor yang tumbuh pada area ini dapat menyebabkan tekanan pada berbagai bagian penting dari otak dan menyebabkan gejala seperti sakit kepala, kejang, dan masalah vital lainnya.
Prosedur bedah tumor dasar tengkorak dapat melibatkan berbagai teknik, termasuk bedah terbuka dan endoskopi. Karena pembedahan di regio ini termasuk kategori kompleks, diperlukan pengalaman dan kehati-hatian dalam setiap pergerakan, agar dapat mengangkat tumor dengan efektif dan memperbaiki gejala yang terjadi.
Tim bedah saraf di Rumah Sakit kami memiliki pengalaman dan keahlian dalam menangani bedah tumor dasar tengkorak. Kami menggunakan teknologi terkini dan prosedur bedah yang aman untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien kami.
Kista araknoid
Kista araknoid adalah benjolan berisi cairan yang tumbuh di lapisan otak bagian araknoid. Kista araknoid bisa terbentuk sejak lahir (kongenital) atau muncul sebagai akibat dari cedera kepala, peradangan atau infeksi pada otak. Meskipun kista araknoid pada umumnya tidak menyebabkan gejala, dalam beberapa kasus, kista araknoid dapat membesar dan menekan otak atau saraf di sekitarnya, sehingga menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, kejang, dan kelemahan pada bagian tubuh tertentu. Pembedahan merupakan tindakan terpilih pada kasus yang menimbulkan gejala dan mengganggu aktivitas hidup sehari-hari.
Tumor sudut serebelopontin
Tumor sudut serebelopontin adalah jenis tumor yang tumbuh di bagian dasar otak yang disebut sudut serebelopontin, yang biasa berupa suatu vestibular schwannoma, meningioma, atau kista epidermoid (kolesteatoma).
Gejala yang ditimbulkan bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain gangguan pendengaran, tinnitus (suara denging di telinga), pusing dan mual, kesulitan menelan atau berbicara, kelumpuhan wajah, dan masalah keseimbangan. Untuk mengobati tumor sudut serebelopontin, operasi bedah saraf yang melibatkan pengangkatan tumor dengan mengakses area dasar otak tengkorak seringkali dibutuhkan.
Tim bedah saraf di RSUI memiliki pengalaman dan keahlian dalam menangani berbagai jenis tumor di area serebelopontin. Kami menggunakan teknologi terkini dan prosedur bedah yang aman untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien kami.
Saraf terjepit (nerve entrapment)
Bedah saraf untuk penyakit saraf tepi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada saraf tepi yang dapat disebabkan oleh cedera, peradangan, massa, atau dipicu gerakan berulang maupun penyakit sistemik.
Carpal Tunnel Syndrome
Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah kondisi di mana saraf median di pergelangan tangan tertekan oleh peradangan, atau massa di dalam terowongan karpal. Gejala utama berupa nyeri dan kesemutan pada pergelangan tangan dan jari. Pada derajat yang berat dapat disertai dengan kelemahan otot-otot tangan dan jari.
Jika Anda mengalami gejala carpal tunnel syndrome, Guyon's cannal syndrome, ataupun cubital tunnel syndrome, segera konsultasikan dengan tim bedah saraf RSUI untuk mendapatkan diagnosis dan tatalaksana yang tepat. Tim kami akan membahas segala bentuk risiko dan membantu Anda memutuskan terapi mana yang terbaik untuk Anda.
Serebrovaskuler
Mengambil tindakan secara cepat dan tepat pada tanda-tanda pertama untuk mencegah kematian jaringan otak dan meningkatkan peluang hidup adalah kunci penanganan masalah serebrovaskuler, seperti pada kasus stroke. Tim bedah saraf RSUI memanfaatkan teknologi terbaik untuk mengatasi penyakit pembuluh darah pada otak, mulai dari pemetaan struktur otak via metode diagnosis yang dapat meninjau pencitraan otak secara 3 dimensi, hingga tindakan bedah dengan metode terbaru yang tentunya semakin aman untuk diterapkan.
Kami memahami penyakit serebrovaskuler yang terjadi pada Pasien dan Keluarga sering kali bukan perkara yang mudah untuk diterima. Kami siap berdiskusi tentang risiko dan manfaat dari setiap prosedur perawatan yang ada, serta memberikan waktu bagi Anda untuk mengajukan pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki.
Ada pun beberapa penyakit serebrovaskuler yang siap kami tangani, termasuk:
Stroke akut
Stroke akut terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu secara tiba-tiba, baik karena pembuluh darah tersumbat atau karena perdarahan. Hal ini dapat terjadi karena hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, ataupun kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan. Stroke akut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan berdampak tergantung pada area otak yang terkena, seperti kemampuan seseorang untuk berbicara, bergerak, ataupun aktivitas harian lainnya.
Dalam hal stroke akut, waktu adalah segalanya. Penting untuk segera mengenali gejala stroke seperti kelemahan satu sisi tubuh, wajah asimetris, kesulitan dalam berkomunikasi, ataupun sakit kepala yang terjadi secara tiba-tiba. Tim bedah saraf RSUI siap untuk segera memberikan pertolongan.
Aneurisma otak
Aneurisma otak adalah kondisi medis yang terjadi ketika dinding pembuluh darah di otak melebar dan membentuk kantung. Kantung abnormal ini dapat pecah dan mengakibatkan perdarahan di otak kapanpun.
Gejala yang mungkin muncul bila aneurima pecah seperti sakit kepala parah, penurunan kesadaran, mual, muntah, leher kaku, kelemahan pada satu sisi tubuh, kejang, serta kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan. Aneurisma lebih umum terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan aneurisma otak atau mengalami riwayat tekanan darah tinggi, ataupun kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebih.
Pada seseorang yang ternyata memiliki aneurisma, sangat penting untuk dilakukan pencegahan sebelum aneurisma pecah via sarana diagnosis yang memadai. RSUI menyediakan fasilitas diagnostik canggih seperti CT scan, MRI, dan angiogram otak yang mampu mendeteksi adanya aneurisma secara dini sebelum aneurisma tersebut pecah. Salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pecah aneurisma adalah clipping, yaitu prosedur bedah saraf untuk menutup aneurisma dengan klip khusus atau via memasukan lembaran coil ke pembuluh darah yang bermasalah, untuk mencegah terjadinya perdarahan atau mengatasi perdarahan lebih lanjut.
Setelah prosedur, pasien akan memerlukan perawatan intensif untuk memastikan pemulihan yang optimal. Selanjutnya, pasien akan diberikan perawatan dan rehabilitasi yang diperlukan untuk membantu pulih sepenuhnya.
Malformasi arteriovenosa otak
Malformasi arteriovenosa (AVM) otak adalah kelainan yang terjadi pada pembuluh darah di otak dimana arteri dan vena terhubung langsung tanpa adanya kapiler sebagai penghubung. Hal ini membuat aliran darah tidak lancar dan mengalir terlalu cepat, sehingga bisa menyebabkan pendarahan dan kerusakan pada jaringan otak.
Gejala AVM otak dapat bervariasi bergantung dari lokasi letaknya malformasi. Hal ini dapat berupa sakit kepala, kejang, gangguan bicara, sampai kehilangan kesadaran. Jika tidak diobati, AVM otak dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen bahkan kematian. Bedah untuk mengangkat AVM dapat menjadi pilihan terapi yang efektif tergantung pada lokasi dan ukuran kelainan pembuluh darah tersebut. Kami memiliki tim dokter bedah saraf yang berpengalaman dan terlatih untuk menangani kasus AVM otak secara terpadu dan menyediakan teknologi canggih seperti angiografi digital untuk mendukung kelancaran operasi dan optimalisasi penyembuhan pasien.
Embolisasi tumor
Embolisasi tumor otak adalah suatu prosedur bedah saraf yang digunakan untuk membantu mengurangi ukuran tumor otak atau membantu prosedur bedah yang akan dilakukan di tahap selanjutnya. Prosedur ini melibatkan penyuntikan zat embolik ke dalam pembuluh darah yang menyuplai darah ke tumor otak, dengan tujuan memblokir aliran darah ke tumor dan membuatnya menyusut. Selama prosedur embolisasi, pasien akan diberikan anestesi lokal dan dimonitor secara ketat oleh tim medis. Prosesnya relatif aman dan membutuhkan waktu singkat.
Penyakit Moyamoya
Penyakit moyamoya adalah kondisi langka di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di otak yang mengakibatkan aliran darah ke otak terganggu. Akibatnya, terbentuklah pembuluh darah kecil baru yang berbentuk seperti kabut, yang disebut "moyamoya" dalam bahasa Jepang. Kondisi ini dapat menyebabkan stroke, kejang, kelemahan pada satu sisi tubuh, dan masalah kognitif. Tindakan yang dapat dilakukan pada kondisi moyamoya adalah menghubungkan suatu pembuluh darah ke pembuluh darah lainnya (bypass pembuluh darah), baik secara langsung atau tidak langsung, sebagai upaya tatalaksana pencegahan stroke ataupun komplikasi penyakit lainnya.
Rekonstruksi Tengkorak
Tim bedah saraf RSUI merawat banyak pasien dengan kebutuhan rekonstruksi tulang tengkorak akibat trauma kepala, kelainan sejak lahir (kongenital), dan yang berhubungan dengan keterlibatan tumor atau masalah lainnya. Di RSUI, kami berkomitmen mengembalikan struktur dan fungsi dari tulang tengkorak tersebut menggunakan metode kranioplasti, sehingga bentuk tengkorak dapat kembali seperti semula untuk melindungi otak dari kerusakan dan serta memperbaiki bentuk kepala. Kami memanfaatkan teknologi pemodelan digital canggih untuk memberikan hasil terbaik pada pasien, via kerja sama tim dengan dokter spesialis bedah plastik, radiologi, dan rehabilitasi.
Tim bedah saraf di RSUI memiliki pengalaman dan keahlian dalam menangani berbagai jenis masalah serebrovaskuler. Kami menggunakan teknologi terkini dan prosedur bedah yang aman untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien kami.
--
Tulang Belakang
Kami memahami bahwa tulang belakang merupakan salah satu organ paling sentral dalam hidup Anda, karena keterlibatan begitu banyak komponen penting didalamnya, seperti medulla spinalis, saraf perifer, tulang, sendi, otot, tendon, dan ligamen. Tim bedah saraf RSUI telah merawat berbagai jenis pasien yang hidup dengan menahan rasa sakit pada punggung ataupun leher, yang pada akhirnya mempengaruhi aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari.
Untuk menentukan pendekatan terapi terbaik, tim kami akan melakukan evaluasi lengkap riwayat medis dan bila dibutuhkan akan memanfaatkan tes diagnostik canggih yang tersedia di RSUI, seperti CT, MRI, elektromiogram (EMG), dan studi konduksi saraf untuk memahami akar masalah yang menjadi dasar penyakit Anda.
Pendekatan terapi sendiri tidak terbatas hanya pada tindakan operasi, dan justru sebagian besar masalah tulang belakang dapat diatasi dengan metode non operasi (seperti terapi latihan fisik, pemberian anti nyeri via oral ataupun suntikan, ataupun pemasangan penyangga) yang bekerja sama dengan tim dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dan neurologi. Namun, pada beberapa kondisi penyakit yang sudah tidak dapat tertangani dengan tindakan non bedah, tim multidisiplin kami berkomitmen untuk memastikan akar masalah anda tertangani dengan baik melalui tindakan operasi yang aman, sehingga aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari Pasien dapat kembali seperti semula. Kami siap menawarkan opsi tindakan bedah yang lebih minimal invasif, dengan ditunjang peralatan canggih seperti mikroskop maupun alat diagnostik intra-operasi (seperti C-ARM dan alat pemantauan elektrofisiologi saraf), yang semakin membuat tindakan dan hasil operasi menjadi lebih optimal, sekaligus luka yang minimal.
Adapun beberapa masalah pada tulang belakang yang sering kami tangani, seperti:
Herniasi nukleus pulposus lumbal dan servikal
Herniasi nukleus pulposus adalah kondisi saat inti dari diskus intervertebralis, struktur yang berfungsi sebagai bantalan di antara tulang belakang, menonjol keluar dan menekan saraf di sekitarnya. Herniasi ini terjadi pada daerah lumbal dan servikal, yaitu bagian bawah dan leher tulang belakang.
Gejala herniasi nukleus pulposus antara lain rasa sakit di area yang terkena, kesemutan atau kelemahan di tungkai, serta kesulitan dalam bergerak dan mengangkat benda berat. Jika kondisi ini tidak diobati, bisa menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
Pengobatan herniasi nukleus pulposus biasanya dimulai dengan terapi konservatif seperti istirahat dan fisioterapi. Namun, jika kondisinya parah atau tidak membaik dengan terapi konservatif, maka bisa dilakukan operasi untuk mengangkat bagian diskus yang menonjol dan meringankan tekanan pada saraf di sekitarnya. Tindakan bedah pada herniasi nukleus pulposus dapat dilakukan dengan berbagai teknik, termasuk teknik microdiscectomy dan endoskopi, yang memungkinkan operasi dilakukan dengan cara yang lebih minimal invasif.
Tumor spinal primer dan metastasis
Tumor spinal adalah pertumbuhan sel yang tidak normal di ruang spinal atau sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang berperan penting dalam mengirimkan sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Tumor medula spinalis dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang belakang dan saraf yang terkait dengannya, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan otot, kesemutan, dan kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih atau usus.
Pengobatan tumor medula spinalis dapat melibatkan operasi untuk mengangkat tumor, kemoterapi, atau radioterapi jika dibutuhkan. Bedah tumor medula spinalis dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui sayatan di bagian belakang tulang belakang atau melalui sayatan di bagian depan. Dokter bedah saraf akan menentukan pendekatan bedah yang terbaik sesuai dengan lokasi dan ukuran tumor serta kondisi kesehatan pasien.
Tuberkulosis Spinal
Tuberkulosis spinal adalah infeksi tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Bakteri tersebut menyerang tulang belakang, menyebabkan kerusakan dan peradangan pada area tersebut. Gejala tuberkulosis spinal dapat mencakup nyeri punggung, kesemutan atau kelemahan di tungkai, serta penurunan berat badan. Tuberkulosis spinal dapat diobati dengan menggunakan antibiotik untuk membunuh bakteri dan operasi untuk memperbaiki kerusakan pada tulang belakang. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Trauma tulang belakang
Trauma tulang belakang dapat terjadi akibat kecelakaan atau benturan keras pada tulang belakang, yang dapat merusak struktur tulang, diskus intervertebralis, saraf tulang belakang, atau jaringan lunak di sekitarnya. Gejala dari trauma tulang belakang bervariasi tergantung dari tingkat keparahan cedera dan lokasi tulang belakang yang terkena dampak. Hal ini dapat meliputi nyeri punggung yang berat, kesulitan atau kelemahan dalam bergerak, kesemutan atau kebas pada anggota tubuh, hingga kelumpuhan.
Pengobatan tergantung dari tingkat keparahan cedera dan dapat termasuk perawatan konservatif seperti penggunaan korset atau terapi fisik, atau bedah jika diperlukan. Bedah saraf pada tulang belakang dapat meliputi prosedur dekompresi saraf tulang belakang, pemasangan implan, atau fusi tulang belakang. Pemulihan dari trauma tulang belakang dapat memakan waktu yang lama dan memerlukan perawatan jangka panjang. Penting untuk segera mencari perawatan medis jika terjadi cedera pada tulang belakang untuk mencegah kemungkinan kerusakan permanen pada saraf tulang belakang dan jaringan di sekitarnya.
Pediatrik
Tim bedah saraf RSUI yang berkolaborasi dengan ahli saraf pediatrik telah berpengalaman merawat bayi, anak, hingga remaja dengan berbagai macam penyakit gangguan otak, sumsum tulang belakang, hingga saraf tepi yang sangat mungkin berdampak luas pada perkembangan fungsi dan kualitas hidup mereka. Kami selalu berusaha menyesuaikan pendekatan diagnostik dan terapi dengan hasil penelitian terbaru agar lebih aman untuk anak-anak dari segala usia.
Adapun beberapa penyakit yang sering kami tangani, seperti:
Hidrosefalus
Pengobatan yang tersedia untuk hidrosefalus meliputi operasi untuk mengalirkan cairan serebrospinal ke bagian tubuh lain yang dapat menyerapnya, seperti daerah perut. Di RSUI kami menawarkan layanan bedah saraf yang mencakup diagnosis, evaluasi, dan perawatan hidrosefalus. Tim medis kami terdiri dari ahli bedah saraf yang berpengalaman dan menggunakan teknologi terbaru untuk memastikan operasi hidrosefalus, seperti penggunaan endoskopi untuk tatalaksana hidrosefalus.
Spina bifida dan tethered cord
Spina bifida adalah suatu kondisi di mana tulang belakang bayi tidak terbentuk sepenuhnya saat masih dalam kandungan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang yang mempengaruhi kemampuan bayi untuk bergerak dan merasakan bagian tubuh tertentu.
Spina bifida dapat terjadi pada berbagai tingkat keparahan. Pada kasus yang lebih ringan, bayi mungkin tidak memiliki gejala atau hanya memiliki kelainan kosmetik seperti benjolan pada kulit di atas tulang belakang. Pada kasus yang lebih parah, bayi dapat mengalami kesulitan berjalan, masalah kandung kemih dan pencernaan, serta kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu.
Dengan pemeriksaan MRI spinal yang tersedia di RSUI, spina bifida dapat terdeteksi lebih dini, sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Tindakan pembedah untuk melakukan rekonstruksi dan melepaskan medula spinalis dari ikatan abnormal biasanya diperlukan untuk mengatasi tethered cord dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Dengan menggunakan pemantauan elektrofisiologis intraoperatif, tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan lebih aman untuk menurunkan risiko cidera saraf.
Spastisitas
Spastisitas adalah kondisi di mana otot-otot tubuh menjadi kaku dan sulit untuk dikendalikan. Kondisi ini dapat terjadi karena kerusakan pada sistem saraf yang mengatur gerakan berbagai bagian tubuh seperti kaki, tangan, dan wajah. Gejala yang sering terjadi adalah kaku pada otot, gerakan yang tidak terkendali, dan kesulitan dalam bergerak. Spastisitas dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti stroke, cedera tulang belakang, dan kelainan saraf lainnya. Ada beberapa metode pengobatan yang tersedia untuk mengatasi spastisitas, termasuk obat-obatan, terapi fisik, hingga tindakan operasi, sesuai dengan penyakit penyebabnya.
Malformasi Chiari (Chiari Malformation) dan syringomyelia
Malformasi Chiari adalah kelainan di mana bagian bawah otak menonjol keluar ke dalam lubang di bawah tengkorak dan menekan sumsum tulang belakang. Kelainan ini dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri leher, kesulitan mengunyah atau menelan, dan masalah sensorik dan motorik di tangan dan kaki.
Syringomyelia adalah kondisi medis yang melibatkan pembentukan kista di dalam sumsum tulang belakang. Gejala yang mungkin timbul termasuk nyeri di leher atau punggung, kesulitan bergerak, rasa baal atau kebas, kelemahan, dan masalah koordinasi, bergantung dari letak saraf yang terkena.
Keduanya dapat terjadi secara bersamaan, yaitu ketika adanya malformasi Chiari menyebabkan terjadinya syrinx (kantung kista) di sumsum tulang belakang. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memerlukan pengobatan medis, termasuk melalui pembedahan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Tim bedah saraf akan melakukan dekompresi untuk membebaskan tekanan otak dan melancarkan aliran serebrospinal kembali, sekaligus berusaha mengevakuasi kista yang menjadi sumber tekanan di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Kraniosinostosis
Kraniosinostosis adalah kondisi ketika sutura atau sendi pada tengkorak bayi menutup terlalu cepat sebelum otak berkembang sepenuhnya, menyebabkan bentuk kepala yang tidak normal. Tulang tengkorak bayi biasanya tumbuh secara bertahap dan belum menyatu sepenuhnya ketika lahir, sehingga memungkinkan otak untuk tumbuh dan berkembang seiring waktu.
Kraniosinostosis bisa terjadi pada satu atau beberapa sendi tengkorak, dan dapat menyebabkan tekanan pada otak, terganggunya pertumbuhan otak, serta masalah penglihatan, pendengaran, dan perkembangan bayi. Bedah kraniosinostosis melibatkan pembukaan sutura tengkorak yang tertutup untuk mengizinkan pertumbuhan otak yang normal. Prosedur ini biasanya dilakukan pada bayi berusia antara 3 hingga 12 bulan, dan membutuhkan tim dokter spesialis bedah saraf dan bedah plastik untuk melakukannya dengan aman dan efektif.
Tumor otak dan spinal anak
Tumor otak dan spinal pada anak adalah pertumbuhan sel abnormal di otak yang dapat mempengaruhi fungsi otak dan anggota gerak. Tumor otak dan spinal anak dapat terjadi pada berbagai usia, mulai dari bayi hingga remaja. Gejala yang terkait dengan tumor otak anak bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, termasuk sakit kepala, mual, muntah, perubahan perilaku atau mood, keterlambatan perkembangan, kejang, dan gangguan penglihatan atau pendengaran. Tumor medula spinalis dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang belakang dan saraf yang terkait dengannya, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan otot, kesemutan, dan kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih atau usus.
Untuk mendiagnosis tumor otak dan spinal pada anak, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI, serta biopsi untuk memeriksa sel tumor. Pengobatan tumor otak pada anak melibatkan berbagai pendekatan, termasuk operasi untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor, radioterapi untuk membunuh sel tumor yang tersisa, dan kemoterapi untuk memperlambat pertumbuhan sel tumor. Penting untuk segera mencari perawatan medis secara dini jika Anda mencurigai anak Anda mengalami gejala tersebut.
Fungsional
Beberapa penyakit bidang bedah saraf seperti nyeri kronis, gangguan gerak, dan epilepsi merupakan kasus yang bukan hanya kompleks secara keilmuan, melainkan dapat membuat Pasien dan Keluarga terganggu secara aktivitas hingga kualitas hidup hari-harinya. Tim bedah saraf RSUI berkomitmen untuk mengatasi berbagai masalah fungsional tersebut, sehingga Pasien dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Bedah Epilepsi
Untuk sebagian besar pasien dengan epilepsi, obat anti kejang dapat bekerja efektif untuk mengendalikan gejala epilepsy. Namun, sekitar 20–40% dari seluruh penderita epilepsi akan mengalami refrakter terhadap 2 atau lebih obat; pada kondisi ini, dikenal dengan epilepsi resisten obat. Tim bedah saraf RSUI mungkin dapat menawarkan bedah epilepsi. Tim bedah saraf RSUI, ditunjang alat diagnostik canggih yang dimiliki RSUI, seperti MRI dan elektroensefalografi (EEG), siap untuk mengevaluasi epilepsi resisten obat. Tujuan evaluasi awal yang dilakukan tim bedah saraf RSUI adalah agar dapat memetakan letak sumber kejang di otak. Selanjutnya, tim akan mengevaluasi apakah Pasien merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan operasi pengangkatan sumber kejang tersebut. Bedah epilepsi dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, serta meningkatkan kualitas hidup pasien epilepsi. Proses bedah epilepsi biasanya melibatkan tim medis multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis bedah saraf, neurologi, radiologi, dan psikiatri untuk melakukan evaluasi dan menentukan kandidat terbaik untuk bedah epilepsi.
Manajemen nyeri : Nyeri punggung, nyeri leher, nyeri kronis, dan nyeri kanker
Bedah saraf untuk nyeri punggung, nyeri leher, nyeri kronis, dan nyeri kanker adalah prosedur operasi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri yang tidak teratasi dengan pengobatan medis dan terapi fisik. Rasa nyeri yang berkelanjutan sering kali dapat menganggu penderitanya dalam menjalankan kehidupan yang produktif dan nyaman. Pada awal kedatangan, kami perlu menentukan terlebih dahulu sumber dari rasa sakit tersebut, apakah akibat masalah pada otak, tulang belakang, saraf tepi, atau dari sumber lainnya. Nyeri punggung dan leher bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti hernia nukleus pulposus, stenosis spinal, dan osteoartritis. Sedangkan nyeri kronis dan nyeri kanker disebabkan oleh kerusakan saraf yang mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Bedah saraf dilakukan untuk menghilangkan faktor penyebab nyeri seperti tumor, cedera tulang belakang, atau mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit. Prosedur bedah saraf yang dapat dilakukan meliputi dekompresi spinal, fusi tulang belakang, stimulasi saraf, penyuntikan obat, radiofrekuensi, ataupun pemasangan pompa morfin.
Spasme hemifasial (hemifacial spasm) dan neuralgia trigeminal
Spasme hemifasial dan neuralgia trigeminal adalah kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan fungsi hidup sehari-hari serta nyeri wajah yang berat dan kronis. Spasme hemifasial adalah kondisi di mana otot wajah berkontraksi secara tidak terkendali, sementara neuralgia trigeminal adalah kondisi di mana saraf trigeminal, yang mengontrol rasa sakit pada wajah, mengalami tekanan atau kerusakan.
Untuk mengatasi kondisi ini, bedah saraf dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan pada saraf trigeminal dan saraf fasialis untuk menghilangkan nyeri dan menghentikan kontraksi otot wajah yang tidak terkontrol. Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan sebagai pilihan terapi, termasuk prosedur mikrovaskular dekompresi, prosedur radiofrekuensi, dan injeksi botulinum toxin.
Prosedur mikrovaskular dekompresi melibatkan pengangkatan struktur yang menekan saraf fasialis ataupun trigeminal. Prosedur radiofrekuensi melibatkan pemanasan saraf untuk mengurangi rasa sakit, sementara injeksi botulinum toxin dapat digunakan untuk menghentikan kontraksi otot wajah yang tidak terkontrol.
Bedah untuk Gangguan gerak (Parkinson, tremor esensial, distonia)
Beberapa penyakit saraf dapat menyebabkan gangguan gerakan tubuh yang abnormal – baik gerakannya menjadi lebih lambat atau cepat. Bedah saraf untuk gangguan gerak seperti Parkinson, tremeor esensial, dan distonia dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami gangguan tersebut.
Pada Parkinson, dapat dilakukan dengan terapi deep brain stimulation (DBS), yaitu dengan menempatkan elektroda kecil pada bagian otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan. Elektroda tersebut terhubung dengan stimulator yang ditempatkan di bawah kulit pada dada atau perut, dan akan mengirimkan impuls listrik ke otak untuk mengurangi gejala-gejala tremor, kekakuan, dan lambatnya gerakan.
Pada tremor esensial, bedah saraf dilakukan jika pengobatan obat tidak efektif atau menyebabkan efek samping yang mengganggu. Sama seperti pada Parkinson, terapi yang dapat diberikan berupa DBS, yaitu menempatkan elektroda pada bagian otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan. Stimulator akan mengirimkan impuls listrik ke otak untuk mengurangi tremor pada tangan dan kaki. Pada distonia, tindakan bedah saraf dilakukan jika pengobatan obat tidak efektif atau menyebabkan efek samping yang mengganggu. DBS juga efektif dalam tatalaksana distonia.
Restorasi saraf tepi
Bedah saraf untuk restorasi saraf tepi merupakan prosedur bedah saraf yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan saraf tepi yang mengalami cedera atau trauma. Saraf tepi terdiri dari serabut saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tubuh lainnya seperti tangan, kaki, wajah, dan organ dalam.
Kerusakan pada saraf tepi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera fisik, luka bakar, atau infeksi. Gejala dari kerusakan saraf tepi meliputi kebas, kesemutan, atau bahkan kelumpuhan.
Prosedur bedah saraf untuk restorasi saraf tepi melibatkan pembedahan untuk memperbaiki kerusakan pada saraf tepi, yang meliputi pengangkatan jaringan parut atau tumor yang menghalangi jalur saraf tepi, serta memperbaiki kerusakan pada saraf itu sendiri. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengembalikan fungsi normal dari saraf tepi, sehingga pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Facial reanimation surgery
Bedah saraf untuk facial reanimation surgery adalah jenis bedah saraf yang bertujuan untuk memulihkan fungsi wajah yang terpengaruh oleh kelumpuhan saraf wajah. Kelumpuhan saraf wajah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, tumor, atau penyakit seperti Bell's palsy atau stroke. Kelumpuhan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menggerakkan bibir, pipi, dan kelopak mata, serta menyebabkan ketidakseimbangan pada wajah.
Tehnik yang akan dilakukan oleh tim bedah saraf dan bedah plastik RSUI adalah mereposisi atau memperbaiki saraf wajah yang terkena kelumpuhan dengan mengambil saraf dari bagian tubuh yang lain dan memasangnya pada wajah. Dokter juga dapat melakukan transfer otot atau jaringan lain untuk membantu mengembalikan fungsi wajah. Prosedur ini dapat membantu pasien mengembalikan kemampuan untuk makan, berbicara, dan mengekspresikan emosi secara normal.
Neurotrauma dan Perawatan Intensif
Penilaian cepat, stabilisasi, dan perawatan pasien dengan cedera kepala dan tulang belakang sangat krusial. Tim bedah saraf RSUI, berkolaborasi dengan tim dokter spesialis neurologi, radiologi, anestesiologi, intensivist, dan dokter gawat darurat untuk memberikan layanan 24 jam yang selalu siaga dalam menanggapi keadaan darurat. Tim kami akan melakukan tes saraf secara menyeluruh dan bila diperlukan akan memanfaatkan alat diagnostik canggih yang dimiliki RSUI, seperti CT scan ataupun MRI, untuk mengevaluasi masalah yang terjadi pada kepala maupun tulang belakang.
Pasien dengan cedera kepala dan tulang belakang dengan tingkat keparahan berat mungkin memerlukan pemantauan di unit intensif untuk penstabilan kondisi tubuh Pasien. Ruang intensif RSUI dilengkapi dengan berbagai peralatan medis mukhtahir, dengan tim dokter dan perawat yang kompeten yang telah melalui berbagai pelatihan layanan intensif terbaik. Dalam tahap pemulihan dan rehabilitasi, tim bedah saraf RSUI bekerjasama dengan dokter ahli rehabilitasi guna memastikan Pasien dapat kembali beraktivitas dan menjalan hidup sehari-hari seperti sedia kala.
Adapun di RSUI, tim kami selalu siaga untuk memberikan penatalaksanaan terbaik pada kondisi trauma seperti:
Trauma kepala
Prinsip bedah saraf untuk trauma kepala meliputi pengurangan tekanan di dalam, via pengangkatan tulang tengkorak yang rusak, menghilangkan jaringan yang mengalami kerusakan pada otak, dan evakuasi sumber perdarahan. Trauma kepala dapat terjadi karena berbagai hal seperti kecelakaan mobil, jatuh, atau benturan pada kepala. Prosedur bedah saraf untuk trauma kepala melibatkan tim dokter yang terdiri dari ahli bedah saraf, ahli radiologi, dan ahli terapi fisik untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan terbaik untuk mempercepat pemulihan setelah cedera kepala. Kami menggunakan teknologi terkini dan pendekatan individual untuk memastikan pasien kami mendapatkan perawatan terbaik dan hasil yang optimal setelah operasi.
Trauma tulang belakang
Trauma tulang belakang dapat terjadi akibat kecelakaan atau benturan keras pada tulang belakang, yang dapat merusak struktur tulang, diskus intervertebralis, saraf sumsum tulang belakang, atau jaringan lunak di sekitarnya. Gejala dari trauma tulang belakang bervariasi tergantung dari tingkat keparahan cedera dan lokasi tulang belakang yang terkena dampak. Gejala umum dari trauma tulang belakang dapat meliputi nyeri punggung yang berat, kesulitan atau kelemahan dalam bergerak, kesemutan atau kebas pada anggota tubuh, hingga kelumpuhan.
Pengobatan tergantung dari tingkat keparahan cedera dan dapat termasuk perawatan konservatif seperti penggunaan korset atau terapi fisik, atau bedah jika diperlukan. Bedah saraf pada tulang belakang dapat meliputi prosedur dekompresi saraf tulang belakang, pemasangan implan, atau fusi tulang belakang. Penting untuk segera mencari perawatan medis jika terjadi cedera pada tulang belakang untuk mencegah kemungkinan kerusakan permanen pada saraf tulang belakang dan jaringan di sekitarnya.
Pembedahan untuk kasus trauma saraf tepi (pleksus brakialis dan saraf perifer)
Bedah saraf untuk trauma saraf tepi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada saraf tepi yang disebabkan oleh trauma atau cedera fisik pada area tersebut. Saraf tepi adalah saraf yang terletak di luar sistem saraf pusat dan menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan organ-organ dan jaringan di seluruh tubuh. Trauma pada saraf tepi bisa terjadi akibat cedera fisik seperti luka tusuk atau sayatan, patah tulang, atau tekanan pada saraf tepi. Gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung pada lokasi saraf tepi yang terkena trauma, tetapi biasanya meliputi rasa baal, kesemutan, kelemahan otot, dan nyeri.
Prosedur bedah untuk memperbaiki kerusakan pada saraf tepi dapat dilakukan dengan berbagai teknik, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kerusakan yang terjadi. Beberapa teknik yang biasa digunakan antara lain mengubah posisi saraf tepi yang terluka, mengganti atau memperbaiki saraf yang rusak, atau mengalihkan saraf lain untuk mengambil alih fungsi saraf yang terganggu (nerve transfer).