Epidemiologi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta kejadian dengue setiap tahunnya. Insiden dengue meningkat drastis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir, dengan kasus yang dilaporkan ke WHO meningkat dari 505.430 kasus pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019. Dengue menjadi endemik di lebih dari 100 negara di wilayah di Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Wilayah Amerika, Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan Pasifik Barat merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah, dengan Asia mewakili sekitar 70% beban penyakit global.
WHO berkomitmen untuk menanggulangi dengue melalui the Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012–2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021. WHO berkomitmen untuk menurunkan angka kematian akibat dengue minimal 50% pada tahun 2020, menurunkan angka kesakitan dengue minimal 25% di tahun 2020, dan memperkirakan beban penyakit yang sesungguhnya di tahun 2015 (WHO, 2012). Dalam roadmap NTDs 2021-2030, dengue termasuk dalam target 20 penyakit dan kelompok penyakit yang akan dicegah dan dikendalikan. Target penanggulangan dengue adalah menurunkan angka kematian (Case Fatality Rate atau CFR) dari 0,80% (2020) menjadi 0% pada tahun 2030.
Pengertian, Penyebab, dan Penularan
Infeksi dengue merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan oleh virus demam berdarah di manusia. Penyakit tersebut dibagi menjadi Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Expanded Dengue Sindrom (EDS). Virus demam berdarah termasuk golongan yang ditularkan melalui arthropoda virus, genus flavivirus, famili flaviviridae. Virus ini memiliki 4 serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4) yang telah teridentifikasi bersirkulasi di sebagian belahan dunia terutama pada daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, istilah DBD (Demam Berdarah Dengue) lebih dikenal oleh sebagian besar masyarakat umum untuk mendeskripsikan penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit infeksi t yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam tinggi selama 2–7 hari disertai dengan penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura, hipoalbuminemia) dan menifestasi perdarahan seperti petekie atau mimisan. Infeksi dengue dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri di belakang bola mata.
Virus dengue menyebar melalui siklus penularan dari manusia ke nyamuk terutama nyamuk Aedes sp betina yang menjadi vektor utama penularan. Spesies Aedes selain Aedes aegypti yang juga dikaitkan dengan kejadian wabah DBD antara lain Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris. Masing-masing spesies nyamuk memiliki tempat hidup, perilaku, dan distribusi geografis tertentu .. Nyamuk A. aegypti hidup di daerah tropis dan subtropis di dunia. A. aegypti betina menjadi vektor demam berdarah setelah menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue. Nyamuk yang terinfeksi terus menularkan dengue setiap kali menghisap darah selama sisa hidup mereka. A. aegypti memiliki siklus hidup yang kompleks yang mencakup tahap akuatik dan terestrial. Nyamuk ini bertelur di dalam wadah, dan A. aegypti baru menetas ketika wadah tersebut terisi air. Demam berdarah menimbulkan risiko terbesar di daerah berpenduduk padat dengan musim hujan karena populasi A. aegypti yang besar dengan tingkat kontak yang tinggi antara nyamuk dan manusia.
Gejala
Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi dengue. Ketika gejala benar-benar muncul, gejala tersebut mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain seperti flu. Gejala muncul dalam waktu 4 hingga 10 hari setelah gigitan nyamuk. Infeksi dengue dapat menimbulkan gejala klinis yang bervariasi, mulai dari demam dengue, demam berdarah dengue, hingga menimbulkan sindrom syok dengue. Infeksi dengue menyebabkan demam tinggi 40o C dan salah satu dari tanda atau gejala berikut:
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang atau sendi
- Mual
- Muntah
- Sakit di belakang mata
- Pembengkakan kalenjer getah bening
- Ruam bitnik-biktik merah
Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan bisa mengancam jiwa. Apabila tidak tertangani, dengue dapat memicu terjadinya kejadian luar biasa (KLB) yang sangat meresahkan masyarakat, hingga berakhir dengan kematian. Demam berdarah parah atau sindrom syok dengue terjadi ketika pembuluh darah mengalami kerusakan dan kebocoran. Trombosit dalam aliran darah menurun hingga dapat menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Perkembangan penyakit ke arah demam berdarah parah yang merupakan keadaan darurat dan mengancam jiwa dapat terjadi dengan cepat. Tanda-tanda berikut dapat menjadi peringatan dini yang dimulai pada hari pertama atau kedua setelah demam hilang, yaitu:
- Sakit perut yang parah
- Muntah terus-menerus dan dapat dsiertai muntah darah
- Pendarahan dari gusi atau hidung
- Darah dalam urin atau tinja
- Pendarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar
- Nafas sulit atau cepat
- Kelelahan
- Iritabilitas atau kegelisahan
Faktor Risiko Infeksi Dengue Antara Lain:
- Tinggal di daerah tropis atau subtropis. Berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko terinfeksi virus penyebab demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi khususnya meliputi Asia Tenggara, kepulauan Pasifik bagian barat, Amerika Latin, dan Afrika.
- Pernah menderita demam berdarah di masa lalu. Infeksi virus demam berdarah sebelumnya meningkatkan risiko gejala parah jika terjadi reinfeksi.
- Urbanisasi dikaitkan dengan penularan demam berdarah melalui berbagai faktor sosial dan lingkungan seperti kepadatan penduduk, mobilitas manusia, akses terhadap sumber air yang dapat diandalkan, praktik penyimpanan air, dll.
- Risiko masyarakat terhadap demam berdarah juga bergantung pada pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat terhadap demam berdarah, serta pelaksanaan kegiatan rutin pengendalian vektor berkelanjutan di masyarakat.
- Rendahnya status kekebalan tubuh masyarakat.
- Kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan dimana banyak timbul genangan-genangan air di sekitar pemukiman seperti talang air, ban bekas, kaleng, botol, plastik, gelas bekas air mineral, lubang pohon, pelepah daun dan lain-lain.
- Curah hujan, perubahan iklim (climate change) global, dan mobilitas penduduk yang tinggi. Pada kondisi curah hujan yang tinggi, jumlah kasus DBD cenderung meningkat, begitu pula sebaliknya pada saat intensitas curah hujan rendah maka jumlah kasus DBD cenderung rendah. Intensitas curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan bertambahnya genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk yang merupakan vektor penular DBD. Akibatnya populasi nyamuk dewasa meningkat, dan penularan DBD meningkat
Tata Laksana
Diagnosis demam berdarah bisa jadi sulit karena tanda dan gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti chikungunya, virus zika, malaria, flu, dan demam tifoid. Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan perjalanan penyakit atau keluhan untuk proses diagnosis pasien. Diperlukan juga pengambilan darah untuk diperiksadi laboratorium
Jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui minuman (air mineral atau jus) atau makanan atau bahkan melalui onfus menjadi kunci tatalaksana dengue. Obat-obat penghilang nyeri atau penurun panasdapat membantu mengurangi nyeri otot dan demam. Namun jika pasien menderita demam berdarah, sebaiknya hindari obat pereda nyeri seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. Obat pereda nyeri ini dapat meningkatkan risiko komplikasi pendarahan demam berdarah.
Jika pasien menderita demam berdarah parah, maka memerlukan:
- Perawatan suportif di rumah sakit
- Penggantian cairan dan elektrolit intravena (IV).
- Pemantauan tekanan darah
- Transfusi untuk menggantikan kehilangan darah
Pencegahan
Pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus :
1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti: bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air dispenser, vas bunga berisi air
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti: drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan lainnya seperti:
- Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, misalnya water toren, gentong/tempayan penampung air hujan, dll.
- Menggunakan kelambu saat tidur,
- Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
- Menanam tanaman pengusir nyamuk,
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
- Menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles bila diperlukan.
- Menggunakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh
Apabila sahabat RSUI membutuhkan informasi dan konsultasi terkait Demam Dengue, maka dapat berkunjung ke Poliklinik RSUI.