Pada perayaan HUT RSUI yang berlangsung selama 1 bulan dari tanggal 12 Januari hingga 12 Februari 2022 ini, RSUI menyelenggarakan ASK THE EXPERT SPECIAL HUT RSUI dengan tajuk utama “Kopi VS Teh, Pilih Mana?” yang diselenggarakan pada 8 Februari 2022.
Untuk sebagian orang, minum kopi atau teh sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bahkan, kopi dan teh kini bukan hanya sebagai minuman saja, melainkan sebagai variasi makanan atau camilan yang mengandung teh atau kopi pun sekarang beragam. Salah satu zat yang terkandung dalam kopi dan teh adalah kafein. Teh ataupun kopi disebut-sebut sebagai minuman yang dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan sebagai efek dari kandungan kafeinnya. Namun,kafein ternyata juga dapat memberikan efek yang kurang baik bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kira-kira berapakah batasan konsumsi teh dan kopi yang aman?
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kopi dan teh di kalangan masyarakat umum. ASK THE EXPERT LIVE INSTAGRAM kali ini dimoderatori oleh dr. Heydi Marizky Lismanyang merupakan Dokter Umum RSUI dan sebagai narasumber Dinar Farrasia Hafizhah, S.Gz, MKM yang merupakan Ahli Gizi di RSUI.
Dinar mengawali materi dengan menjelaskan manfaat dari kafein. Kafein merupakan zat stimulan alami yang membantu diri lebih terjaga, meningkatkan performa fisik, serta mencegah timbulnya rasa lelah. Kafein juga dikaitkan dengan beragam manfaat kesehatan jika dikonsumsi dengan wajar.
“Asupan harian kafein yang aman yakni 400 mg per hari atau 4 cangkir per hari. Kandungan kafein dalam kopi atau teh dapat bervariasi tergantung jenis biji kopi/jenis teh, metode penyeduhan, dan penyajiannya. Setiap sajian masing-masing minuman tersebut biasanya masih mengandung kafein di bawah 400 mg. Setiap 240 ml kopi (satu cangkir) rata-rata mengandung 95 mg kafein. Sementara itu, dalam volume yang sama, teh hitam mengandung 47 mg kafein. Begitu pula dengan kandungan kafein dalam teh hijau yang bisa berkisar 20–45 mg untuk sajian yang sama.” ujar Dinar.
Lebih lanjut, Dinar menjelaskan bahwa dari segi kadar kafeinnya, kopi yang sudah diseduh cenderung lebih tinggi dibandingkan seduhan teh hitam maupun teh hijau. Walau kopi atau teh memiliki kadar kafein yang berbeda, dua minuman populer ini sama-sama tinggi dengan zat antioksidan. Antioksidan dapat menangkal efek radikal bebas yang berisiko merusak sel dan memicu penyakit kronis. Kopi dan teh sama-sama mengandung zat-zat antioksidan golongan polifenol. Teh hitam memiliki polifenol seperti teaflavin, tearubigin, dan katekin. Sementara itu, kopi kaya dengan asam klorogenat dan flavonoid. Karena keduanya kaya dengan zat antioksidan, kopi atau teh sama menjadi minuman yang menyehatkan asal dikonsumsi dengan sewajarnya.
Dinar juga mengingatkan bahwa kopi memiliki kandungan kafein yang sangat tinggi serta merupakan stimulant. “Karena mengandung kafein tinggi, maka jika Anda sensitif atau tidak terbiasa konsumsi kopi, Anda akan merasa gelisah ataupun cemas saat mengkonsumsi kopi.” ujar Dinar. Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi juga sebaiknya membatasi asupan kafein karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain kafein, kopi dan teh juga mengandung zat tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi kopi dan teh mengingat pada kondisi hamil sangat membutuhkan zat besi untuk perkembangan janin.
Berkaitan dengan tema yang diangkat, Dinar mengatakan bahwa memilih kopi atau teh akan kembali pada selera masing-masing. Jika ingin mencari asupan energi instan, maka kopi dapat menjadi pilihan dengan sewa mesin kopi. Namun, bila terlalu sensitif terhadap efek kafein, teh merupakan opsi yang lebih baik. Seduhan teh umumnya mengandung kafein yang lebih rendah, tapi menawarkan efek menenangkan dari l-theanine. Satu pertimbangan lainnya yakni efek kafein yang memicu kecanduan. Asupan kopi yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek samping lain bagi tubuh, termasuk mengganggu siklus tidur. Selama kita tidak membuat kopi atau teh dengan campuran gula atau krim, kedua minuman tersebut dapat menjadi sumber nutrisi dan antioksidan yang baik untuk pencegahan penyakit.
Jadi, jawaban dari pertanyaan manakah yang lebih baik, kopi atau teh adalah benar-benar tergantung pada diri kita masing-masing. Selama tidak sensitif terhadap kafein dan tidak menderita sakit maag, kita dapat mengkonsumsi kopi ataupun teh. Bagi yang sudah ketagihan kopi atau teh, Dinar berpesan untuk tetap mengimbangi dengan konsumsi air putih yang cukup.
Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan seputar tema yang tengah dibahas. RSUI berharap kegiatan ASK THE EXPERT ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas. Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan ASK THE EXPERT selanjutnya dapat dipantau melalui Channel InstagramRSUI.
Link live Instagram tersebut dapat disaksikan kembali melalui tautan https://www.instagram.com/tv/CaRjHFDN6wf/?hl=id